Jakarta: Keretakan hubungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) Jokowi dengan partainya, PDIP semakin terlihat ke publik usai setelah Jokowi tidak hadir saat peringatan HUT ke-51 PDIP, Rabu (10 Januari) kemarin. Jokowi juga tidak merasa diundang dan tidak memberikan video ucapan selamat.
Analis Politik dan Direktur Eksekutif Aljabar Strategic, Arifki Chaniago membaca, situasi tersebut pertanda hubungan antara Jokowi dan Megawati tidak baik-baik saja. Keduanya sudah tidak lagi harmonis seperti sebelummya.
“Ini momentum bagi PDIP untuk memperlihatkan bahwa kemenangan di berbagai pemilu tidak terpengaruh dengan elite dan presiden. Secara kelembagaan, Pemilu 2024 bakal menjadi perbandingan hasil pileg PDIP dengan Pileg 2014 dan 2019, saat bersama dan berjauhan dengan Jokowi,” kata Arifki di Jakarta, Jumat, 12 Desember 2024.
Arifki menilai PDIP harus berani membuktikan bisa mempertahankan elektoral tanpa embel-embel sosok Jokowi. Apakah partai berlambang banteng itu bisa mempertahankan elektoralnya patut dinanti kata Arrifki.
Namun, Arifki memprediksi renggangnya hubungan Jokowi dengan PDIP justru membuat capres yang diusung PDIP yaitu Ganjar Pranowo-Mahfud MD justru makin nyungsep suaranya. Maka dari itu, salah satu cara untuk mempertahankan suara, Ganjar perlu memaksimalkan narasi untuk menarik pemilih yang tidak puas dengan pemerintahan Jokowi.
“Kue isu harus dibagi dua dengan Anies Baswedan. Itu pun jika formasinya dibagi dua, beda cerita jika ini menjadi ranah pertarungan “positioning”, Anies perubahan dan Prabowo keberlanjutan," ujar Arifki.
Sebagai informasi, ketidakhadiran Jokowi di HUT ke-51 PDIP selain merasa tidak ada undangan, presiden juga tengah melakukan kunjungan kerja ke luar negeri. Tercatat Jokowi tengah mengunjungi Filipina. Selain itu Jokowi juga dijadwalkan untuk melawat ke Brunei Darusaalam menghadiri royal wedding pernikahan Pangeran Mateen.
Jakarta: Keretakan hubungan
Presiden Joko Widodo (Jokowi) Jokowi dengan partainya, PDIP semakin terlihat ke publik usai setelah Jokowi tidak hadir saat peringatan
HUT ke-51 PDIP, Rabu (10 Januari) kemarin. Jokowi juga tidak merasa diundang dan tidak memberikan video ucapan selamat.
Analis Politik dan Direktur Eksekutif Aljabar Strategic, Arifki Chaniago membaca, situasi tersebut pertanda hubungan antara Jokowi dan Megawati tidak baik-baik saja. Keduanya sudah tidak lagi harmonis seperti sebelummya.
“Ini momentum bagi PDIP untuk memperlihatkan bahwa kemenangan di berbagai pemilu tidak terpengaruh dengan elite dan presiden. Secara kelembagaan, Pemilu 2024 bakal menjadi perbandingan hasil pileg PDIP dengan
Pileg 2014 dan 2019, saat bersama dan berjauhan dengan Jokowi,” kata Arifki di Jakarta, Jumat, 12 Desember 2024.
Arifki menilai PDIP harus berani membuktikan bisa mempertahankan elektoral tanpa embel-embel sosok Jokowi. Apakah partai berlambang banteng itu bisa mempertahankan elektoralnya patut dinanti kata Arrifki.
Namun, Arifki memprediksi renggangnya hubungan Jokowi dengan PDIP justru membuat capres yang diusung PDIP yaitu Ganjar Pranowo-Mahfud MD justru makin nyungsep suaranya. Maka dari itu, salah satu cara untuk mempertahankan suara, Ganjar perlu memaksimalkan narasi untuk menarik pemilih yang tidak puas dengan pemerintahan Jokowi.
“Kue isu harus dibagi dua dengan Anies Baswedan. Itu pun jika formasinya dibagi dua, beda cerita jika ini menjadi ranah pertarungan “positioning”, Anies perubahan dan Prabowo keberlanjutan," ujar Arifki.
Sebagai informasi, ketidakhadiran Jokowi di HUT ke-51 PDIP selain merasa tidak ada undangan, presiden juga tengah melakukan kunjungan kerja ke luar negeri. Tercatat Jokowi tengah mengunjungi Filipina. Selain itu Jokowi juga dijadwalkan untuk melawat ke Brunei Darusaalam menghadiri
royal wedding pernikahan Pangeran Mateen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WHS)