Bandung: Petugas di Tempat Pemungutan Suara (
TPS) 25 di Jalan Lio Genteng, Kelurahan Nyengseret, Kecamatan Astana Anyar, Kota Bandung mengusung tema sampah untuk pencoblosan
Pemilu 2024. Tema tersebut diambil dari isu darurat sampah yang terjadi di Bandung saat TPA Sarimukti kebakaran pada 2023 silam.
Berbagai sampah organik dimanfaatkan oleh Kelompok Panitia Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) untuk dekorasi TPS 25. Di antaranya yaitu tutup botol yang dibuat menjadi sebuah tulisan serta bungkus bekas minuman dianyam seperti tikar.
Selain itu, botol bekas air mineral pun dibuat seperti kolam dan air mancur sebagai hiasan di TPS tersebut. Serta kardus-kardus bekas yang digunting dan disusun berbentuk tulisan selamat datang.
Menurut Ketua KPPS TPS 25, Sandi Syarif, tema tersebut pun digunakan sesuai dengam program Pemkot Bandung yang saat menegaskan untuk memilah sampah dari rumah sebelum dibuang.
"TPS 25 ini dekorasinya berkonsep dari barang-barang sampah atau barang barang bekas. Karena warga Kota Bandung sekarang sudah harus memilah sampah dari rumahnya," kata Sandi sata ditemui di TPS 25, Selasa 13 Februari 2024.
Sandi mengatakan sampah-sampah anorganik yang digunakan tersebut berasal dari warga yang telah dipilah. Usai pencoblosan hingga perhitungan suara selesai, sampah- sampah tersebut akan disetorkan ke Bank Sampah.
"Karena memang di kelurahan nyengseret sudah ada bank sampah, jadi organik dan anorganik sudah terpisah. Ini sampah dari warga kita pinjam untuk dijadikan dekorasi TPS, setelah ini kita tabungin ke bank sampah," ujarnya.
Ia menuturkan KPPS tidak mengeluarkan dana yang besar untuk dekorasi TPS menggunakan sampah anorganik tersebut. Justru dengan memanfaatkan sampah-sampah, KPPS bisa irit pengeluaran untuk TPS.
"Tidak mengeluarkan uang banyak, paling beli lem saja karena semuanya sampah yang kita manfaatkan," ungkapnya.
Dalam proses pemungutan suara besok, Sandi mengatakan anggota KPPS TPS 25 juga akan menyosialisasikan kepada 269 DPT yang terdaftar untuk memilah sampah organik dan anorganik di rumah, untuk kemudian disetorkan ke Bank Sampah.
"Kita juga ingin memberikan pemahaman kepada warga, karena selama ini warga nggak tau kalau sampah bernilai jual mahal. Selama ini kebanyakan sampah dibuang atau dikilo, paling berapa sekilonya. Tapi setelah sampah diubah menjadi barang, nilai jualnya lebih mahal," ujarnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((DEN))