Jakarta: Jawa Barat (Jabar) belum bisa dikatakan sebagai basis suara salah satu kandidat Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Masing-masing kontestan hanya menguasai satu wilayah di Bumi Pasundan.
Direktur Eksekutif Indopoling Network Wempy Hadir mengatakan pasangan Joko Widodo (Jokowi) dan Ma'ruf Amin menguasai Jabar bagian timur, yaitu Kota Cirebon, Kabupaten Indramayu, Sumedang, dan Majalengka.
Sementara pasangan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno kuat di Jabar Selatan. Wilayah itu meliputi Ciamis, Tasik, Garut, Pangandaran, dan Kota Banjar.
"Ini lah wilayah yang sudah memiliki basis," kata Wempy dalam program
Prime Time News Metro TV, Kamis, 14 Februari 2018.
Sementara Jabar bagian barat, tengah, dan utara akan menjadi rebutan. Sebab, sangat berdampak terhadap perolehan suara nantinya.
"Ini wilayah yang menjadi perebutan kedua pasangan calon presiden untuk meningkatkan elektabilitas," ungkap dia.
Wempy meyakini masing-masing kandidat akan fokus di Jabar. Mengingat, jumlah pemilih di provinsi yang memiliki semboyan Gemah Ripah Repeh Rapih itu salah satu terbanyak.
"Sekitar 33 juta (pemilih). Artinya, semua capres pasti akan memberi energi besar ke Jabar. Kalau menang di Jabar, itu akan memberikan bonus elektoral tingkat nasional," jelasnya.
Meski begitu, Wempy menyebutkan tak ada jaminan penguasa Jawa Barat bakal memenangkan Pilpres 2019. Hal ini terbukti saat Pilpres 2014.
"Prabowo menang di Jabar (Pilpres 2014), namun secara nasional dia tidak menang. Tapi Jabar adalah kunci kemenangan nasional," pungkasnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((DRI))