Jakarta: Pakar Hukum Internasional Hikmahanto Juwana mengatakan, kecenderungan calon presiden (Capres) dalam debat membahas suatu hal yang sifatnya umum. Padahal, masyarakat ingin sesuatu yang lebih, yakni hal-hal bisa menyentuh hati.
“Bukan masalah mereka menjatuhkan satu sama lain, tetapi rakyat ingin mendengar yang sifatnya menyentuh,” ucap Hikmahanto, dalam tayangan Metro Siang, Metro TV, Selasa, 2 Januari 2024.
Hikmahanto menceritakan pengalamannya dulu saat menjadi moderator debat Capres 2014. Kata dia, pertanyaan yang sulit sebenarnya tidak begitu penting dalam debat, karena jawaban dari pertanyaan itu sesungguhnya bukan yang diharapkan masyarakat, melainkan jawaban yang sifatnya lebih sederhana dan menyentuh.
“Kalau kita berbicara masalah geopolitik, hubungan internasional, mungkin rakyat akan mengatakan ini sesuatu yang sangat jauh, sebenarnya tidak, tergantung bagaimana gagasan disampaikan, yang mana langsung menyentuh rakyat,” ucapnya.
Baca juga: Anies Sudah Persiapkan Diri Hadapi Debat Selanjutnya |
Dia mengambil contoh soal pengungsi Rohingnya, bagaimana para Capres bisa memaparkan gagasannya, apakah mementingkan isu kemanusian atau isu nasional. Hal semacam itu menurut Hikmahanto ingin didengar masyarakat.
“Sehingga saat rakyat memilih dia sudah tahu jika memilih paslon tertentu, dia akan melaksanakan apa yang telah disampaikan dalam debat,” tutur Hikmahanto.
Terkait debat ketiga Capres nanti, menurut Hikmahanto tak ada yang lebih unggul dari satu sama lain, karena di setiap masing-masing kubu memiliki orang-orang yang telah berpengalaman dalam bidangnya masing-masing.
“Bukan masalah unggul tidak unggul, tetapi visi mereka menjadi presiden, apa sih yang akan mereka lakukan, itu yang akan rakyat dengar, ” kata dia.