"TIDAK AKAN ADA DEBAT KETIGA!" tulis Trump di media sosial miliknya, The Truth Social, mengacu pada debat pertamanya dengan Presiden Joe Biden pada bulan Juni dan yang kedua dengan Harris pada Selasa, 10 September.
Isu debat kedua muncul setelah tim kampanye Harris-Walz mengirim email ke ABC News, menyatakan bahwa Wapres Kamala Harris siap melakukan debat kedua dan menantang Donald Trump.
"Di bawah lampu terang, rakyat Amerika melihat pilihan yang harus mereka pilih di surat suara nantinya: bergerak maju dengan Kamala Harris, atau mundur dengan Trump. Itulah yang mereka lihat hari ini, dan itulah yang akan mereka lihat di debat kedua bulan Oktober. Wapres siap melakukan debat kedua, apakah Donald Trump siap?" tulis tim kampanye Kamala Harris, melansir ABC News.
Trump segera merespons kepada para wartawan, mengatakan bahwa "mereka ingin debat kedua karena mereka kalah," ujar Trump, diikuti dengan, "kami akan mempertimbangkannya."
Trump kembali menegaskan posisinya pada hari Kamis dengan mengatakan, "Ketika petinju profesional kalah bertarung, kata pertama yang keluar dari mulutnya adalah 'SAYA INGIN TANDING ULANG!" dan menyebut jajak pendapat yang tidak disebutkan, yang diklaim menunjukkan kemengang Trump di perdebatan.
Namun, hasil jajak pendapat yang dilakukan oleh media AS seperti CNN dan Reuters menunjukkan bahwa Kamala Harris . Di Jajak pendapat CNN, suara yang awalnya 50:50 berubah menjadi 63% untuk Harris dan 37% untuk Trump setelah debat.
Trump melanjutkan dengan menuduh Presiden dan Wapres "menghancurkan negara kita" dengan membiarkan "jutaan kriminal dan orang gila" masuk ke Amerika, serta membiarkan inflasi yang membebani kelas menengah.
Merespons pernyataan Trump, Kamala Harris menulis di X pada hari yang sama bahwa "kami berhutang kepada para pemilih untuk melakukan debat kedua."
Donald Trump masih belum merespons pernyataan Harris ketika berita ini disusun dan tidak terlihat adanya kemungkinan Trump merubah keputusannya.
Baca Juga:
Jabat Tangan Harris dan Trump di Peringatan Serangan 9/11
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News