Jakarta: Koordinator Nasional Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR) Nurlia Diana Paramita mengatakan, salah satu tantangan dunia
politik di Indonesia adalah kurangnya keterwakilan perempuan dalam proses penyelenggaran
Pemilu.
Menurut Nurlia pendidikan politik merupakan hal penting untuk mendorong perempuan memiliki keberanian untuk terjun ke dunia politik khususnya dalam proses penyelenggaraan Pemilu.
“Pendidikan politik kita belum selesai, bahwa setiap orang harus mampu ikut berpartisipasi. Berpartisipasi dalam Pemilu bentuknya bermacam-macam. Sosialisasi yang ada selama ini barangkali membutuhkan energi lebih, meskipun saat ini sudah sangat baik,” kata Nurlia dalam diskusi bertema "Seleksi Penyelenggara Untuk Pemilu 2024 Sebagai Sarana Integrasi Bangsa" di Media Center KPU, Jumat, 27 Januari 2023.
Nurlia mengatakan perempuan yang ingin menjadi penyelenggara Pemilu tidak banyak. Apalagi melihat proses yang dilalui harus memahami undang-undang, dituntut sebagai pengambil kebijakan, dan harus mampu berkonsolidasi.
“Hambatan perempuan memang secara umum masih belum mempunyai nyali yang cukup,” tambah Nurlia.
Nurlia berharap, perempuan dapat diberikan ruang bukan hanya dalam berpolitik, tetap dalam segala aspek kehidupan.
“Kadang-kadang ruang itu diciptakan untuk melokalisasi, tapi kan ruang itu juga bisa diciptakan untuk menciptakan itu sendiri,” tutur Nurlia.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((MBM))