Jakarta: Calon Presiden Nomor Urut 1
Anies Baswedan menyoroti kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dan kekerasan seksual. Anies mengatakan permasalahan ini banyak terjadi namun sedikit yang terungkap dan terselesaikan.
"Ini masalah yang tersembunyi tapi dirasakan begitu banyak perempuan di Indonesia. Karena tersembunyi kita harus ekstra effort," kata Anies dalam Desak Anies yang diunggah di kanal YouTube Anies Baswedan, Rabu 31 Januari 2024.
Anies mengutip data LBH APIK, kasus ini sangat sedikit yang berlanjut ke proses hukum. Dari sekitar 200 kasus, hanya 4 yang dilaporkan ke kepolisian.
"Hanya 2 persen yang lapor. Berarti 98 persen itu, tidak terlaporkan. Ini artinya kita harus lakukan reform supaya ada perlindungan, ada kenyamanan dan jauh dari stigmatisasi kepada korban kekerasan," ungkap Anies.
Baca juga:
Ratusan Ulama di Cirebon Konsolidasi Dukung AMIN
Anies menegaskan penanganan kasus KDRT dan kekerasan seksual harus end to end atau dari hulu ke hilir. Mulai dari aspek pencegahan, penanganan, dan pemulihan.
"Pemerintah harus mau kolaborasi. Punya kewenangan, bukan berarti bisa mengerjakan sendiri. Ada banyak organisasi yang telah terlibat dalam urusan ini harus jadi mitra pemerintah di dalam membantu korban-korban kekerasan rumah tangga, termasuk juga pelayanan hukumnya," ungkap Anies.
Anies menambahkan DKI Jakarta sudah mencontohkan adanya hotline 24 jam, rumah aman, dan layanan visum gratis serta konsultasi psikolog. Hal itu satu paket dilakukan di Jakarta.
"Ini tidak memasukkan status kependudukan. Jadi DKI Jakarta melindungi setiap perempuan yang menjadi korban baik warga DKI atau non-DKI. Bagi kami, ini kemanusiaan. Dengan cara seperti ini, kasus KDRT akan bisa tertangani dan penegakan hukumnya tidak boleh toleran. Pelakunya harus dapat hukuman yang menjerakan," tegas Anies.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((DHI))