Jakarta: Direktur Eksekutif Y-Publica, Rudi Hartono menilai isu kekerasan terhadap perempuan wajib menjadi topik debat bagi kedua calon pasangan presiden-wakil presiden.
"Saya kira sangat penting," kata Direktur Eksekutif Y-Publica, Rudi Hartono di Menteng, Jakarta Pusat, Senin 14 Januari 2019.
Rudi mengatakan pemerintah kerap menutup mata dengan isu kekerasan wanita. Faktanya, kata dia, sejak tahun 2016 revisi RUU kekerasan pada perempuan selalu mengalami kendala.
"Undang-undang ini terhambat di DPR, masa sidang DPR sudah mau habis periodenya sebentar lagi, kalau enggak dituntaskan sekarang artinya RUU ini akan dibahas ulang lagi diperiode berikutnya," ujar Rudi.
Maka dari itu, Rudi menginginkan kedua calon untuk lebih memperhatikan kebebasan perempuan ketimbang memfokuskan sebagai pemilih.
"Ini karena dari partai atau capres tidak punya perhatian mengenai isu-isu perempuan bukan perempuannya yang kerap hanya jadi target untuk pemilihan," lanjut Rudi.
Saat ini, kubu Jokowi-Ma'ruf dinilai menjadi pasangan yang paling efektif membahas isu perempuan. Terlebih, saat ini kubu pertahana mempunyai banyak aktivis wanita.
"Kalau kita lihat paling banyak itu kelompok aktivis perempuan berada pada kubu Jokowi-Ma'ruf sebetulnya. Kubu Jokowi - Ma'ruf ini berpeluang untuk mengangkat narasi ini," tandas Rudi.
Rudi menilai pengangkatan isu ini oleh pertahana lebih dapat mendobrak elektabilitas ketimbang dengan narasi 'ibu bangsa' yang masih abstrak. Mestinya, kata dia, hal ini harus dirumuskan jadi program yang konkret untuk kubu pertahana.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((SCI))