Alumni Jabar Ngahiji Deklarasi Dukung Jokowi-Ma'ruf
Ribuan alumni Jabar Ngahiji menggelar deklarasi dukungan terhadap calon presiden dan wakil presiden nomot urut 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin--Medcom.id/Desi Angriani.
Bandung: Ribuan alumni Jabar Ngahiji menggelar deklarasi dukungan terhadap calon presiden dan wakil presiden nomot urut 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin. Deklarasi dilakukan di Monumen Perjuangan, Bandung, Jawa Barat, Minggu, 10 Maret 2019.
Perwakilan alumni Jabar Ngahiji Nila Oktaviani menyatakan akan memerangi hoaks dan berita bohong yang ditujukan kepada Jokowi-Ma'ruf. Tekad tersebut sejalan dengan upaya para alumni perguruan tinggi, SMA, komunitas dan relawan dalam memenangkan pasangan tersebut pada April mendatang.
"Kami meneguhkan tekad untuk memenangkan Jokowi-Ma'ruf. Kami bertekad akan memerangi hoaks, fitnah dan kebohongan dalam mempertahankan benteng Pancasila. Kami akan menjaga Jokowi-Ma'ruf dengan sepenuh hati," kata Nila.
Baca: Jokowi Minta Pendukung Perkuat Militansi
Mendengar dukungan itu, Jokowi menginginkan para alumni Ngahiji untuk melakukan klarifikasi mengenai isu hoaks yang tersebar di Bandung maupun Jawa Barat. Sebab, sedikitnya sudah 9 juta masyarakat yang percaya jika Jokowi akan menghapuskan kumandang azan dan pendidikan agama.
"Jangan diam. Isu yang di bawah coba kita lihat nanti bahwa azan akan dilarang, pendidikan agama akan dihapuskan, logikanya tidak masuk tapi perlu diketahui 9 juta lebih masyarakat kita percaya tentang itu. Kalau kita diam dan tidak melawan bisa menjadi 30 juta orang," ungkap Jokowi.
Menurutnya, Indonesia harus dipimpin oleh seseorang yang memiliki pengalaman di pemerintahan. Sebagai wali kota, gubernur hingga presiden, ia mengklaim memiliki rekam jejak yang mumpuni untuk mengelola Indonesia di periode berikutnya.
"Jadi perlu saya ingatkan mengelola negara dengan 17 ribu pulau tidak gampang. Jadi jangan berikan pada yang tidak berpengalaman. Hati-hati 269 juta itu adalah tanggung jawab kita semua, kalau diberikan ke yang tidak berpengalaman bagaimana jadinya," imbuh dia.
Namun demikian, Jokowi berharap para pendukungnya turut memberikan kritik terhadap pemerintahannya. Ia tak begitu menyukai puji-pujian lantaran tidak membawa perbaikan di masa mendatang.
"Sebagai intelektual harus berani menyuarakan yang benar dan salah, saya juga tak ingin dipuji-puji kalau saya salah peringatkan saya salah," pungkas dia.
Turut menyertai Jokowi, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri PU dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono, Koordinator Staf Khusus Presiden Teten Masduki, Sekretaris Militer Presiden Marsda TNI Trisno Hendradi, dan Komandan Paspampres Mayjen TNI Maruli Simanjuntak.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
((YDH))
Perwakilan alumni Jabar Ngahiji Nila Oktaviani menyatakan akan memerangi hoaks dan berita bohong yang ditujukan kepada Jokowi-Ma'ruf. Tekad tersebut sejalan dengan upaya para alumni perguruan tinggi, SMA, komunitas dan relawan dalam memenangkan pasangan tersebut pada April mendatang.
"Kami meneguhkan tekad untuk memenangkan Jokowi-Ma'ruf. Kami bertekad akan memerangi hoaks, fitnah dan kebohongan dalam mempertahankan benteng Pancasila. Kami akan menjaga Jokowi-Ma'ruf dengan sepenuh hati," kata Nila.
Baca: Jokowi Minta Pendukung Perkuat Militansi
Mendengar dukungan itu, Jokowi menginginkan para alumni Ngahiji untuk melakukan klarifikasi mengenai isu hoaks yang tersebar di Bandung maupun Jawa Barat. Sebab, sedikitnya sudah 9 juta masyarakat yang percaya jika Jokowi akan menghapuskan kumandang azan dan pendidikan agama.
"Jangan diam. Isu yang di bawah coba kita lihat nanti bahwa azan akan dilarang, pendidikan agama akan dihapuskan, logikanya tidak masuk tapi perlu diketahui 9 juta lebih masyarakat kita percaya tentang itu. Kalau kita diam dan tidak melawan bisa menjadi 30 juta orang," ungkap Jokowi.
Menurutnya, Indonesia harus dipimpin oleh seseorang yang memiliki pengalaman di pemerintahan. Sebagai wali kota, gubernur hingga presiden, ia mengklaim memiliki rekam jejak yang mumpuni untuk mengelola Indonesia di periode berikutnya.
"Jadi perlu saya ingatkan mengelola negara dengan 17 ribu pulau tidak gampang. Jadi jangan berikan pada yang tidak berpengalaman. Hati-hati 269 juta itu adalah tanggung jawab kita semua, kalau diberikan ke yang tidak berpengalaman bagaimana jadinya," imbuh dia.
Namun demikian, Jokowi berharap para pendukungnya turut memberikan kritik terhadap pemerintahannya. Ia tak begitu menyukai puji-pujian lantaran tidak membawa perbaikan di masa mendatang.
"Sebagai intelektual harus berani menyuarakan yang benar dan salah, saya juga tak ingin dipuji-puji kalau saya salah peringatkan saya salah," pungkas dia.
Turut menyertai Jokowi, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri PU dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono, Koordinator Staf Khusus Presiden Teten Masduki, Sekretaris Militer Presiden Marsda TNI Trisno Hendradi, dan Komandan Paspampres Mayjen TNI Maruli Simanjuntak.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
((YDH))
BERITA TERKAIT
