Jakarta: Bakal Calon Presiden
Anies Baswedan mengakui Indonesia masuk ke dalam jajaran negara
G20. Namun sejumlah indeks terkait Indonesia menurun.
"Jadi, secara skala ekonomi kita besar, kita berada di club negara-negara besar. Bagian dari G20, tapi agenda-agenda dasar negara maju dan besar, itu tidak menjadi bagian dari kita. Ini yang menurut kami harus dikoreksi," kata Anies dalam Pidato di CSIS, Jakarta, Rabu 8 November 2023.
Anies mengatakan setidaknya lima indeks Indonesia menurun. Pertama, Indeks Kekuatan di Asia.
"Indeks Kekuatan di Asia kita mengalami stagnansi atau menurun. Dari tahun 2018 ke 2023, itu (skor-nya) 19,8 menjadi 19,4. Padahal untuk negeri sebesar ini, sumber daya sebesar ini, rasanya skor Indonesia harusnya lebih baik," ungkap Anies.
Anies menambahkan skor Indonesia lebih rendah ketimbang Singapura. Negara tetangga itu berdasarkan
Lowy Institute Asia Power Index mendapatkan skor 25.
"Kemudian
global soft power index, Indonesia duduk di posisi 41 (tahun 2020), kemudian berubah menjadi 45 di tahun 2023," ujar Anies.
Rangking ini dinilai miris lantaran jika dilihat dari kekuatan ekonomi, Indonesia berada di urutan ke-16. Anies mengatakan sudah seharusnya Indonesia berada di jajaran negara besar dunia dan ini dampak buruk dari tidak maksimalnya peran Indonesia dalam partisipasi global.
"Karena tidak ada partisipasi di global, maka tuntutan dalam negeri untuk
deliver, juga menurun. Kewibawaan kita di mata internasional juga harus ditopang dengan kredibilitas atas kebijakan domestik," ujarnya.
Anies menegaskan kebijakan internasional tidak bisa berjalan tanpa ditopang kondisi domestik yang baik. Misalnya ketika bicara kemanusiaan di tingkat global tapi secara bersamaan di domestik terjadi pelanggaran HAM.
"Apa yang terjadi? Indeks demokrasi kita turun. Indeks persepsi korupsi kita, turun. Indeks kebebasan pers kita, turun," ungkap Anies.
Dalam data yang diungkap Anies, ia mengutip
the Economist Democracy Index, Indeks Demokrasi Indonesia 7,03 pada 2015 dan menurun menjadi 6,70 pada 2023.
Kemudian Indeks Persepsi Korupsi Indonesia dari data
Transparancy International Corruption, menurun dari 36 pada 2015 menjadi 34. Selanjutnya Indeks Kebebasan Pers dikutip dari
World Press Freedom, menurun ke 54,83 dari 59,25 pada 2015 lalu.
"Lalu bagaimana mengoreksinya? Kalau mengoreksinya, nanti tanya pakar-pakarnya. Kami tidak menganggap kalau pegang kewenangan, tahu semua urusan. Tapi kami gambarkan beberapa hal yang mungkin perlu jadi pikiran," tandas Anies.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((DHI))