Jakarta: Bakal Calon Presiden
Anies Baswedan menilai cara Indonesia dalam berhubungan internasional mengejar kepentingan sempit alias transaksional. Anies mencontohkan ketika Indonesia berupaya mendamaikan perang Rusia versus Ukraina.
"Ketika kita melihat peristiwa invasi Rusia ke Ukraina, dan kita hadir ke sana, maka kita bicaranya pun mengamankan mata rantai suplai pangan kita," kata Anies dalam Pidato di CSIS, Jakarta, Rabu 8 November 2023.
Baca juga:
Jakarta sebelum 2017 di Mata Dunia, Anies: Warga Kampung yang Tidak Pernah Hadir Rapat
Anies mengatakan Indonesia di bawah rezim Presiden Joko Widodo (Jokowi) mau bergaul dengan negara-negara di dunia hanya dipandang sebatas untung-rugi untuk kepentingan dalam negeri atau domestik. Menurut Anies, Indonesia harus memiliki cara pandang lebih besar dan luas ketimbang kepentingan domestik belaka.
"Berbagai pihak menilai Indonesia transaksional. Artinya Indonesia bergerak ketika politik luar negeri memberikan keuntungan investasi, perdagangan dan bukan sebagai tanggung jawab sebagai warga dunia," ujarnya
Anies juga menyoroti peran Indonesia dalam pertemuan pemimpin global tahunan. Anies menilai peran Indonesia masih lemah karena cara pandangnya bukan sebagai warga dunia, tapi warga Indonesia semata.
"Kita di mana di situ? Kita harus kembali hadir di sana dan harus membawa pesan, kami warga dunia, dan penduduk nomor empat terbesar di dunia, demokrasi salah satu terbesar di dunia, punya agenda, 1,2,3 dan 4 untuk dunia yang harus jadi perhatian," ungkap Anies.
"Jadi kami melihat ini sebuah masalah kalau kita transaksional," sambung Anies.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((DHI))