Jakarta: Calon anggota legislatif (caleg) Partai Amanat Nasional (PAN) Faldo Maldini mengakui media sosial berkontribusi memberikan kemudahan bagi dirinya untuk berkampanye. Media sosial juga disebut dapat menekan biaya kampanye yang sebelumnya umum dilakukan via pamflet, kaus, atau baliho.
"Ada media sosial, bujet lebih hemat. Tanpa baliho atau pamflet saya yakin bisa (tetap kampanye) dan tidak ada lagi gambar saya di tiang listrik atau pohon-pohon di daerah pemilihan," ujarnya di Jakarta, Selasa, 29 Januari 2019.
Sebagai caleg milenial Faldo mengatakan lebih optimal berkampanye lewat akun-akun media sosial pribadi ketimbang media kampanye konvensional. Pemilih dapat lebih mudah menilai hanya dengan mengakses akun jejaring pribadinya.
Ia juga tak lagi mendata calon pemilih dengan mengumpulkan kartu tanda penduduk (KTP) alih-alih meminta langsung nomor pribadi masyarakat. Sesuai zamannya, basis pemenangan yang ia bentuk dikumpulkan dalam satu wadah grup perpesanan
Whatsapp.
"280 titik di daerah pemilihan yang saya kunjungi juga mengandalkan
google maps. Jadi saya memanfaatkan semua kemudahan teknologi dan media sosial untuk kampanye," kata dia.
Senada dengan Faldo, Ketua DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Tsamara Amany juga merasakan manfaat dari media sosial. Apalagi banyak pemilih milenial yang aktif di dalamnya.
Kendati demikian, Tsamara menyebut kampanye di media sosial tidak melulu soal politik. Banyak dari pemilih milenial yang aktif di media sosial justru lebih tertarik membicarakan hal lain di luar politik.
"Mereka sudah lelah dengan politik makanya mereka lebih suka membahas masalah pekerjaan dan hal lainnya," kata dia.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((MEL))