Semarang: Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Tengah menyatakan sakit menjadi penyebab mayoritas tewasnya petugas KPPS sepanjang Pemilu. Dipicu tingginya tekanan kerja dan mental luar biasa, kelelahan di tubuh petugas menyebabkan serangan jantung dan pecah pembuluh darah.
"Ini menimbulkan kondisi psikis mereka tidak kuat, ditambah lagi kerja-kerja mereka yang memang berat, akhirnya banyak yang meninggal karena kelelahan, serangan jantung dan paling banyak disebakan pembuluh darah pada bagian otaknya pecah," kata Koordinator Divisi Data dan informasi, KPU Jateng Paulus Widyantoro, di Semarang, Senin, 13 Mei 2019.
Fakta tersebut berdasarkan analisa penyebab kematian puluhan KPPS di sejumlah kabupaten/kota Jawa Tengah. Mayoritas KPPS yang terpilih merupakan dari tokoh masyarakat dengan usia di atas 40 tahun.
KPU berusaha mencari petugas muda untuk memimpin pelaksanaan pemilu. Namun, KPU tak bisa membendung antusiasme masyarakat untuk turut terlibat dalam pesta demokrasi Pemilu kemarin.
"Kita dalam merekrut KPPS usianya sudah diturunkan supaya mahasiswa-mahasiswa bisa ikut andil. Tapi para tokoh masyarakat di desa kebanyakan jadi Ketua KPPS. Padahal mereka sudah berumur," terangnya.
Ke depannya, KPU akan berusaha mencari pelaksana yang sehat dan berkapasitas secara fisik dan mental.
Pada Pemilu Serentak 2019, 568 petugas dirawat di rumah sakit, 32 petugas perempuan yang mengalami keguguran dan 69 petugas meninggal dunia.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((SUR))