Manuver PAN Tinggalkan Prabowo Diacungi Jempol
Ilustrasi--Medcom.id
Jakarta: Sinyal merapatnya Partai Amanat Nasional (PAN) ke koalisi pendukung Jokowi-Ma'ruf Amin dianggap sebagai manuver positif. Manuver PAN pun dianggap patut diacungi jempol.
"Koalisi itu mengikat hanya 5 tahun dan pada 2024, masih ada kemungkinan PAN bisa mencalonkan sendiri presiden selanjutnya atau peta politiknya akan berubah sama sekali," kata Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Aisah Putri Budiarti dalam diskusi 'No People No Power', Jakarta Selatan, Senin, 29 April 2019.
Aisah menyebut indikasi merapatnya PAN ke Jokowi-Ma'ruf semakin kuat usai pertemuan sang ketua umum Zulkifli Hasan dengan Presiden Joko Widodo. Dia menilai tidak ada tanda penolakan, baik dari koalisi pendukung Prabowo-Sandi, maupun koalisi pendukung Jokowi-Ma'ruf Amin.
"Baik dari elit politik Prabowo-Sandi, maupun elit politik di koalisi pemerintah maupun kader-kader pengurus PAN sendiri, saya tidak melihat itu ada penolakan. Yang muncul justru dukungan," jelasnya.
Ia juga menambahkan langkah ini bisa diambil PAN usai pengumuman resmi dari KPU pada 22 Mei 2019 nanti. Ini tak lepas berakhirnya tugas PAN bersama koalisi Adil Makmur yang mengusung Prabowo Sandi.
Baca: Peluang PAN 'Balik Badan'
Aisah mengatakan bisa saja wacana PAN bergabung dengan koalisi Jokowi-Ma'ruf Amin terganjal sosok Amien Rais. Meski mendapat ganjalan dari Dewan Kehormatan, ia menilai dengan jabatan yang dimiliki Zulkifli Hasan keputusan sepenuhnya berada di tangan ketua umum bukan Amien Rais.
"Selama ini Amien Rais simbol dan tokoh yang penting PAN, tapi secara struktural dia tidak berada di posisi pembuat keputusan tertinggi, PAN memposisikan Amien Rais sebagai orang yang sangat berpengaruh," ungkapnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
((YDH))
"Koalisi itu mengikat hanya 5 tahun dan pada 2024, masih ada kemungkinan PAN bisa mencalonkan sendiri presiden selanjutnya atau peta politiknya akan berubah sama sekali," kata Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Aisah Putri Budiarti dalam diskusi 'No People No Power', Jakarta Selatan, Senin, 29 April 2019.
Aisah menyebut indikasi merapatnya PAN ke Jokowi-Ma'ruf semakin kuat usai pertemuan sang ketua umum Zulkifli Hasan dengan Presiden Joko Widodo. Dia menilai tidak ada tanda penolakan, baik dari koalisi pendukung Prabowo-Sandi, maupun koalisi pendukung Jokowi-Ma'ruf Amin.
"Baik dari elit politik Prabowo-Sandi, maupun elit politik di koalisi pemerintah maupun kader-kader pengurus PAN sendiri, saya tidak melihat itu ada penolakan. Yang muncul justru dukungan," jelasnya.
Ia juga menambahkan langkah ini bisa diambil PAN usai pengumuman resmi dari KPU pada 22 Mei 2019 nanti. Ini tak lepas berakhirnya tugas PAN bersama koalisi Adil Makmur yang mengusung Prabowo Sandi.
Baca: Peluang PAN 'Balik Badan'
Aisah mengatakan bisa saja wacana PAN bergabung dengan koalisi Jokowi-Ma'ruf Amin terganjal sosok Amien Rais. Meski mendapat ganjalan dari Dewan Kehormatan, ia menilai dengan jabatan yang dimiliki Zulkifli Hasan keputusan sepenuhnya berada di tangan ketua umum bukan Amien Rais.
"Selama ini Amien Rais simbol dan tokoh yang penting PAN, tapi secara struktural dia tidak berada di posisi pembuat keputusan tertinggi, PAN memposisikan Amien Rais sebagai orang yang sangat berpengaruh," ungkapnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
((YDH))
BERITA TERKAIT
