Jepara: Sebanyak 35 orang penyelenggara
Pemilu 2024 di Jepara jatuh sakit. Mereka terdiri dari 20 orang Pengawas Pemilu dan 15 petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS). Selain itu, satu petugas keamanan tempat pemungutan suara (
TPS) meninggal dunia.
Ketua Bawaslu Kabupaten Jepara, Sujiantoko, mengatakan 20 orang pengawas diketahui sakit sebelum hari pencoblosan hingga pascapencoblosan. Rinciannya, tiga orang sakit sebelum 14 Februari 2024. Kemudian sebanyak lima orang sakit saat hari pencoblosan. Kemudian setelah hari pencoblosan ada 12 orang yang sakit.
"Yang sempat dirawat di rumah sakit ada tiga orang. Tapi saat ini kondisinya sudah baik semua," ujar Suniantoko, Selesa, 20 Februari 2024.
Selain pengawas Pemilu, sebanyak 15 petugas KPPS juga jatuh sakit. Itu lantaran kelelahan mulai selesai pencoblosan hingga usai penghitungan suara Pemilu 2024.
Komisioner KPU Kabupaten Jepara, Muhammadun, mengatakan KPPS yang jatuh sakit usai pencoblosan sebanyak 15 orang. Dari jumlah tersebut, satu orang sudah sehat dan kembali ke rumah. Kemudian empat orang kondisinya sudah sehat dan sudah diizinkan pulang.
"Sisanya 10 orang masih dirawat di rumah sakit," ujar Muhammadun.
Tak hanya pengawas dan KPPS, pesta demokrasi di Bumi Kartini juga merenggut korban jiwa. Satu orang petugas keamanan meninggal dunia usai penghitungan suara.
Petugas keamanan TPS 02 Desa Bawu Kecamatan Batealit, Tukul, meninggal dunia pada Senin petang, 19 Februari 2024. Sebelumnya, petugas keamanan berusia 66 tahun itu bertugas di TPS hingga Kamis dini hari, 15 Februari 2024.
"Kabar duka itu kami terima baru petang ini. Almarhum Pak Tukul bertugas sampai pukul 02.00, terus pulang karena badan demam," ujar Muhammadun.
Informasi yang diterima KPU Kabupaten Jepara, Tukul meninggal dunia lantaran kelelahan dalam menjalankan tugas di TPS 02 Desa Bawu Kecamatan Batealit. Sebelum meninggal, almarhum sempat periksa kesehatan ke dokter.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((WHS))