Jakarta: Isu penuntasan kasus
pelanggaran hak asasi manusia mengemuka menjelang pemilihan umum (pemilu). Munculnya isu tersebut dinilai bagian dari meningkatkan
awareness pemilih, khususnya anak muda.
"Sehingga penting bagi kita untuk lebih cerdas dalam memilih pemimpin," kata Ketua Forum Rakyat Jombang Joko Fatah dalam keterangan yang dikutip Rabu, 17 Januari 2024.
Ajakan tersebut diungkap Joko dalam diskusi Buku Hitam Prabowo. Menurut Jokoh, pemuda sebagai pemilih pemula mesti menyadari, ada terduga pelaku pelanggaran HAM yang nekat masuk gelanggang pemilihan.
Inisiator Jombang Menggugat Syahrozi mendorong pemuda dan
milenial memperkaya literasi dalam merespons munculnya isu itu. Sehingga, dapat membedakan mana fakta dan
black campaign terkait isu tersebut.
Senada, tokoh masyarakat Jombang Sadat Al-Mahiri meminta pemuda banyak membaca. Mengingat, banyak dari mereka tak memahami peristiwa Orde Baru karena mereka tak merasakan langsung.
"Sehingga penting bagi mahasiswa yang mendapatkan mandat sebagai agen intelektual untuk sama-sama membangkitkan nalarnya agar sama sama kita memperjuangkan cita-cita reformasi yang masih belum terlaksana dengan baik," kata Sadat.
Di sisi lain, pengamat militer Muhammad Sutisna menyinggung soal kemunduran demokrasi Indonesia. Hal tersebut dinilai tampak dari putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang secara langsung berupaya memberi karpet merah pelanggengan kekuasaan.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((ABK))