Sidoarjo: Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Sidoarjo mendorong penyusunan formula baru untuk perombakan sistem dan aturan pelaksanaan pemilu ke depan. Pelaksanaan pemilu tak boleh lagi memilukan.
Ketua KPU Kabupaten Sidoarjo Zainal Abidin menyikapi banyaknya korban, baik dari penyelenggara maupun petugas pengawas dan pengamanan, selama pelaksanaan Pemilu 2019. "Harus ada formula baru yang bisa menjadikan efektif, efisien, baik dari anggaran maupun pikiran," kata Zainal, Jumat, 3 Mei 2019.
Pelaksanaan pemilu yang dimulai sejak sebelum hingga sesudah pencoblosan membutuhkan waktu yang panjang dan pikiran tal sedikit. Belum lagi, petugas KPU yang ditimpa berbagai gangguan informasi hoaks yang banyak membuat tekanan.
"Itu menandakan tingkat pekerjaan yang harus diselesaikan KPPS (Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara) tensinya cukup tinggi. Beliau mempunyai tanggung jawab dan kewajiban yang harus dituntaskan. Sehingga rasa sakit pun tidak dirasakan, sampai akhirnya pingsan," terangnya.
Di Sidoarjo sendiri, dua petugasa penyelenggara dinyatakan gugur saat bertugas. Sedangkan petugas KPPS yang jatuh sakit hingga dirawat inap mencapai 28 orang.
"Kalau yang sakit tapi tidak dirawat inap masih belum kita inventarisir. Yang jelas, mereka yang sudah gugur dan sakit sudah didaftarkan ke provinsi untuk mendapatkan bantuan dari Gubernur Jawa Timur," tandasnya.
Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sidoarjo sudah menyelesaikan proses rekapitulasi penghitungan suara ditingkat kabupaten/kota, Kamis, 2 Mei 2018. Hasilnya akan diserahkan ke KPU Provinsi Jawa Timur setelah dilakukan penandatanganan bersama saksi saksi partai dan calon.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((SUR))