Jakarta: Sebanyak 200 orang terluka selama demonstrasi menolak hasil pemilu yang digelar sejak 21 Mei 2019. Luka yang dialami korban beragam, seperti robek hingga lebam karena peluru karet.
"Sejauh ini yang kami lihat di RS Tarakan memang (luka karena) peluru karet. Ada juga luka akibat benda tajam, tumpul, dan lecet," kata Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti di RSUD Tarakan, Jakarta Pusat, Rabu, 22 Mei 2019.
Baca: Puluhan Orang Terduga Provokator Kerusuhan Ditangkap
Widyastuti menyebut beberapa luka bahkan menembus hingga ke pembuluh darah. Terdapat enam korban jiwa dalam kericuhan yang terjadi sejak Selasa malam, 21 Mei 2019.
Dua korban meninggal saat menjalani perawatan di RS Tarakan. Namun, Widyastuti belum bisa memastikan penyebab tewasnya kedua korban.
"Diagnosis pasti kita belum dapat, tapi yang jelas ada. Secara diagnosis sedang didalami di RS masing-masing," ungkap dia.
Widyastuti belum mengklasifikasi berapa korban dari TNI, Polri, dan warga. Menurutnya, yang terpenting semua korban dilayani dengan baik.
Baca: Massa Aksi di Bawaslu Dibubarkan Polisi
"Kita tidak bagi-bagi (apakah korban sipil atau aparat). Kita yang penting adalah upaya kedaruratannya tanpa memilah-milah, upayakan pertolongan pertama dulu. Masalah identitas, sambil paralel, kita lakukan (identifikasinya)," ucap dia.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((DRI))