Jakarta: Pengamat Politik Ray Rangkuti menyebut kabar 70 juta surat suara telah dicoblos atas pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin jelas hoaks. Ray mengatakan bagaimana mungkin hal itu terjadi saat Komisi Pemilihan Umum (KPU) belum menentukan format surat suara yang akan digunakan pada Pilpres 2019.

"Sejauh yang saya tahu sampai saat ini KPU belum menentukan form surat suara makanya bisa kita katakan bahwa isu kontainer memuat surat suara itu jelas hoaks," ujar Ray dalam Editorial Media Indonesia, Jumat, 4 Januari 2018.

Menurut Ray sederhana saja membuktikan apakah rumor surat suara yang telah tercoblos itu benar atau sebaliknya. Salah satunya dengan melihat dari format surat suara yang digunakan. 

Ray mengungkapkan format surat suara sudah pasti ditentukan oleh KPU termasuk model, jenis huruf yang digunakan, tampilan, sampai dengan foto kontestan. Surat suara yang dibuat oleh KPU pasti disertai dengan ketentuan khusus berdasarkan surat keputusan KPU tentang desain surat suara. 

"Modelnya saja belum ditentukan KPU dari mana memastikan bahwa itu surat suara (asli)," kata dia. 

Ray menambahkan hoaks surat suara tercoblos memang tidak akan berpengaruh pada sistem demokrasi negara alih-alih hanya memberi sentimen negatif terhadap orang per orang. Karena orang pertama yang menggaungkan adanya surat suara tercoblos adalah politikus Partai Demokrat Andi Arief, Ray meyakini kubu penantang akan kecipratan efek negatif dari hoaks tersebut.

"Efeknya mungkin ke kubu pasangan 02 (Prabowo-Sandi) karena dianggap terus menerus menimbun hoaks terhadap publik. Tentu kita berharap polisi dengan cepat melakukan pengungkapan apa sebenarnya motif, tujuan, dan keuntungan seperti apa yang ingin diraih dari hoaks surat suara tercoblos ini," jelas dia.



Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id

((MEL))