medcom.id, Surabaya: Puluhan warga di lokalisasi Dolly berunjuk rasa menolak pelaksanaan Pilpres 2014 pada Senin (6/9/2014) pagi. Warga beraksi dengan mengitari lokalisasi dan meminta tanda tangan warga sekitar untuk mendukung golput jika Pemerintah Kota Surabaya jadi menutup kawasan lokalisasi tersebut.
"Bila pemerintah memaksa menutup lokalisasi ini pada 18 Juni nanti, kita sepakat memboikot Pilpres 2014. Golput setuju?" tanya Apeng, koordinator aksi kepada massa yang langsung dijawab dengan seruan, "Setuju!"
Unjuk rasa menolak pilpres ini diikuti puluhan pekerja wisma, tukang parkir, pedagang, muncikari, serta pekerja seks komersial. Aksi tersebut merupakan bentuk protes terhadap langkah Pemkot Surabaya yang bersikukuh menutup lokalisasi Dolly dan Jarak pada 18 Juni mendatang.
Dalam orasinya, warga lokalisasi menegaskan akan memberikan perlawanan jika wilayah itu benar benar ditutup. Bahkan, mereka mengancam akan memboikot pemilihan presiden tahun ini
Pengunjuk rasa menggalang tanda tangan warga sekitar dengan melakukan aksi long march berkeliling Kelurahan Putat Jaya. Pasalnya, di lima rukun warga di Kelurahan Putat Jaya merupakan sentra lokalisasi dengan jumlah pemilik suara mencapai 17 ribu orang.
Warga meminta pemerintah agar kembali mempertimbangkan penutupan sebab dikhawatirkan akan merugikan masyarakat kecil. Menurut koordinator aksi, Apeng, di lima RW itu ada sekitar 300 PKL yang bekerja di Dolly dan Jarak.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((PRI))