Wuling BinguoEV gunakan fast charging. Wuling Motors
Wuling BinguoEV gunakan fast charging. Wuling Motors

Waspada! Fast Charging Bisa Pengaruhi 'Kesehatan' Baterai Kendaraan Listrik

Ekawan Raharja • 26 Mei 2024 08:42
Jakarta: Riset yang dilakukan oleh perusahaan asal Inggris, NimbleFins, menunjukan adanya korelasi intensitas penggunaan fitur Ultra fast charging berpengaruh terhadap penurunan Kesehatan baterai kendaraan listrik. Ternyata, hasil riset ini pun diakui oleh Wuling Motors.
 
Product Planning Wuling Motors, Danang Wiratmoko, mengakui semakin sering menggunakan Ultra fast charging maka berpengaruh menurunkan kesehatan baterai mobil listrik. Bahkan secara rinci dia menyebut baterai lithium secara spesifik terdampak.
 
"UFC (ultra fast charging) atau fast charging secara umum. Klaim dari artikel itu benar, risiko itu memang terjadi di semua baterai berbasis lithium yang bisa diisi ulang," kata Danang di Senayan Jakarta.

Danang merinci kondisi ini terjadi karena arus listrik yang dialirkan ke baterai terbilang besar sehingga menyebabkan peningkatan suhu baterai. "Apakah mengurangi masa pakai baterai? Iya, dan itu akan terasa signifikan jika kita jadikan itu (pengisian cepat) menjadi sebuah kebiasaan," ucap Danang.
 
Baca Juga:
Cara Mudah Paham Ekosistem Motor Listrik Honda di ESG Mission AHM

 
Diketahui ketiga mobil listrik pabrikan berlogo lima berlian tersebut menggunakan baterai berjenis Lithium Ferro-Phosphate (LFP). Namun Danang menggarisbawahi kondisi ini juga berpengaruh terhadap barang elektronik lainnya.

Cara Menjaga 'Kesehatan' Baterai dari 'Demam'

Para insinyur sudah mengantisipasi kondisi peningkatan suhu baterai. Yakni, punya regulator temperatur supaya kenaikan suhu bisa seminimal mungkin terjadi pada baterai mobil listrik. Meminimalisir kenaikan suhu baterai dilakukan dengan berbagai metode. Ada yang berupa cairan yang dikontrol secara cerdas lewat komputerisasi maupun lewat hembusan udara.
 
Kemudian Aftersales Director Wuling Motor, Maulana Hakim, mengatakan ada teknologi yang bisa memutus secara otomatis apabila pengisian daya membuat suhu baterai meningkat. Teknologi ini dihadirkan untuk menjaga usia kapasitor dan baterai.
 
"Ada indikator jika dia melebihi batas ambang tertentu dia akan melakukan cut off. Jadi harapan kita sih baterai dengan sistem yang rumit ini bisa aman," ujar Maulana.
 
Baca Juga:
Indonesia Titip Pesan ke AS Via Korsel, Ini Isinya!

Hasil Riset NimbleFins

Riset yang dilakukan NimbleFins menunjukan intensitas penggunaan ultra fast charging pada mobil listrik bisa memengaruhi performa baterai.
 
Dari hasil penelitian menunjukkan mobil digunakan di usia tujuh tahun, rata-rata usai baterai, memiliki kemampuan hingga 93 persen. Namun ketika di usia delapan tahun daya baterai turun drastis. Kondisi ini merujuk pada pengguna mobil listrik Tesla. Pengisian sistem UFC tentu menjadi momok pemilik mobil listrik di AS.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UDA)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan