Jakarta: Pembalap nasional Sean Gelael akhirnya membeberkan penyebab kecelakaan yang ia alami bersama Bambang Soesatyo saat menjalani kejuaraan Sprint Rally di lintasan Meikarta, Bekasi, Jawa Barat, Sabtu, 27 November 2021 kemarin.
Usai membongkar mobil dan menganalisa data telemetri, serta memutar ulang kembali video kecelakaan akhirnya Sean Gelael dan tim bisa menyimpulkan penyebab crash yang terjadi di Special Stage 2 (SS2).
Banyak yang menganggap kalau saat kecelakaan tersebut, Sean dan Bamsoet melaju dalam kecepatan yang lebih tinggi dibanding SS sebelumnya. Akan tetapi, setelah membuka data telemetri, terungkap kalau mobil rally milik Sean di kecepatan ideal.
"Jujur, sebelum buka telemetri saya menyangka saya melaju lebih cepat dari sebelumnya, tapi ternyata tidak. Pada saat shakedown hari Jumat yang kering saya melaju 110 km/jam di tempat kecelakaan. Lalu pada SS1 karena becek setelah semalaman hujan saya mengurangi kecepatan dengan melaju 107 km/j. Dan pada SS2 yang mulai mengering kecepatan saya 109 km/j. Kesimpulannya, kecepatan saya kurang lebih sama," kata Sean.
Kondisi lintasan berubah, namun tak ada pemberitahuan
Saat video dibedah ulang, didapatkan fakta ada satu kondisi berbeda di area gravel (lintasan tanah). Di area tersebut sebelumnya memang ada gundukan, namun di SS2 terdapat gundukan tanah tambahan yang menjadi penyebab mobil Citroen C3 R5 itu terbang, terguling, dan terhempas.
Jarak antara dua gundukan tanah itu sangat dekat, sehingga mobil bisa terlempar dan crash dengan hebat. "Nah, gundukan tambahan itulah yang saya tidak mendapat laporan keberadaannya. Karena selama SS1 dari video yang kami buka ulang terlihat tidak ada," ujar Sean.
Gundukan tanah tambahan itu bisa jadi karena proses alamiah, misalnya karena tanah yang mengering. Hal yang cukup disayangkan adalah, pihak penyelenggara justru melewatkan pengecekan ulang lintasan. Sehingga para pereli berasumsi kondisi trek masih sama dengan sebelumnya.
"Tapi semestinya ada yang memberitahu ke semua peserta bahwa lintasan telah berubah," ujar Sean, sambil menjelaskan dia sama sekali tak mendapat pemberitahuan dimaksud.
Kalau di reli, semua terkait kondisi lintasan itu adalah tugas "00" atau "0" Car, alias mobil pengaman dan pemantau lintasan dan lokasi lomba, yang keluar sebelum peserta peserta pertama melaju. Kalau di F1 dan MotoGP itu tugasnya Safety Car. Pengendara mobil-mobil tersebut lalu melaporkan kepada Clerk of The Course (pimpinan lomba) dan Race Director.
Lebih lanjut, ayah Sean, Ricardo menambahkan bahwa apa yang dilakukan timnya merupakan standar yang dilakukan oleh FIA setelah kecelakaan terjadi. Dalam skala dan ruang lingkup kecil, mereka melakukan tiga hal seperti mengecek data mobil, mengecek apakah ada driver error, dan mengecek lintasan.
"Kami dibantu engineer dari Citroen Eropa yang memang kami hadirkan untuk Reli Meikarta. Makanya, kami bisa dengan cepat mengetahui penyebab kecelakaan," ujar Ricardo.
Nuno Pinto, driving coach Sean, yang juga mantan pembalap reli dan ikut Reli Meikarta, menjelaskan bahwa dari sisi mobil semua tidak ada yang salah.
"Di Meikarta panjang lintasan 5,3 km di mana 5 km adalah tarmac (aspal) dan sisanya gravel. Jadi wajar kalau setelan mobilnya adalah untuk tarmac. Dan dengan setelan seperti itu jika ada perubahan lintasan di area gravel tentu bisa memengaruhi apa pun, termasuk kecelakaan. Dan pada pagi hari sebelum SS1 kami keliling naik motor melihat lintasan dan semua normal," ujarnya.
Jakarta: Pembalap nasional
Sean Gelael akhirnya membeberkan penyebab kecelakaan yang ia alami bersama
Bambang Soesatyo saat menjalani kejuaraan Sprint Rally di lintasan Meikarta, Bekasi, Jawa Barat, Sabtu, 27 November 2021 kemarin.
Usai membongkar mobil dan menganalisa data telemetri, serta memutar ulang kembali video kecelakaan akhirnya Sean Gelael dan tim bisa menyimpulkan penyebab
crash yang terjadi di
Special Stage 2 (SS2).
Banyak yang menganggap kalau saat kecelakaan tersebut, Sean dan Bamsoet melaju dalam kecepatan yang lebih tinggi dibanding SS sebelumnya. Akan tetapi, setelah membuka data telemetri, terungkap kalau mobil rally milik Sean di kecepatan ideal.
"Jujur, sebelum buka telemetri saya menyangka saya melaju lebih cepat dari sebelumnya, tapi ternyata tidak. Pada saat shakedown hari Jumat yang kering saya melaju 110 km/jam di tempat kecelakaan. Lalu pada SS1 karena becek setelah semalaman hujan saya mengurangi kecepatan dengan melaju 107 km/j. Dan pada SS2 yang mulai mengering kecepatan saya 109 km/j. Kesimpulannya, kecepatan saya kurang lebih sama," kata Sean.
Kondisi lintasan berubah, namun tak ada pemberitahuan
Saat video dibedah ulang, didapatkan fakta ada satu kondisi berbeda di area gravel (lintasan tanah). Di area tersebut sebelumnya memang ada gundukan, namun di SS2 terdapat gundukan tanah tambahan yang menjadi penyebab mobil Citroen C3 R5 itu terbang, terguling, dan terhempas.
Jarak antara dua gundukan tanah itu sangat dekat, sehingga mobil bisa terlempar dan crash dengan hebat. "Nah, gundukan tambahan itulah yang saya tidak mendapat laporan keberadaannya. Karena selama SS1 dari video yang kami buka ulang terlihat tidak ada," ujar Sean.