Toyota Raize dan Daihatsu Rocky dibangun atas basis yang sama namun dengan styling yang berbeda. Medcom.id
Toyota Raize dan Daihatsu Rocky dibangun atas basis yang sama namun dengan styling yang berbeda. Medcom.id

Mobil Baru

Raize-Rocky Berikan Berkah Karyawan Di Pabrik Daihatsu Karawang

Ekawan Raharja • 04 Mei 2021 10:00
Jakarta: Kehadiran Toyota Raize dan Daihatsu Rocky diharapkan bisa menggerakan perekonomian bangsa. Bahkan kehadiran kedua mobil ini bakal langsung memberikan berkah kepada karyawan pabrik di Karawang.
 
Direktur Pemasaran PT Astra Daihatsu Motor, Amelia Tjandra, menyebutkan kedua model ini akan diproduksi di pabrik Daihatsu yang berlokasi di Karawang Jawa Barat. Jadi kehadiran 2 model ini melengkapi 4 model yang sudah diproduksi terlebih dahulu yakni Ayla, Agya, Sigra, dan Calya.
 
"Kami ada 2 pabrik, di Sunter memproduksi Xenia, Terios, Gran Max, dan Luxio. Sehingga kapasitasnya sudah penuh, serta di Karawang ada Sigra dan Ayla. Diluncurkannya di sana, dengan demikian pabrik lebih seimbang dalam berproduksi," jelas Amelia Tjandra melalui jumpa pers virtual.
 
"Peluncuran Rocki-Raize di pabrik Karawang bisa dioptimalkan. Pekerja di sana bisa lebih senang karena mendapatkan lembur," sambungnya.
 
Kehadiran kedua compact SUV ini juga dipastikan tidak akan mengganggu lini produksi yang sudah ada. Hal ini dikarenakan Jenama asal Jepang itu mengadopsi sistem produksi fleksibel, sehingga dalam satu jalur produksi bisa memproduksi berbagai model mobil.
 
 
"Untuk penambahan investasi Rp1,7 Triliun untuk tooling, line produksi tidak ada penambahan di pabrik," sambutnya.
 
Marketing & Customer Relations Division Head PT Astra International Daihatsu Sales Operation (AI-DSO), Hendrayadi Lastiyoso, menambahkan untuk sekarang ini penjualan Rocky 1.000 cc ditargetkan sebanyak 500 unit per bulan. Sedangkan Direktur Marketing PT Toyota Astra motor, Anton Jimmy Suwandy, menargetkan untuk sekarang ini ditargetkan laku terjual 2.000 unit per bulan.
 
"Untuk target kita pertimbangkan dari tiga hal. Pertama itu kita masih berada di kondisi pandemi yang tentu mengakibatkan perlambatan ekonomi. Kedua adalah adanya insentif berupa relaksasi PPnBM dari pemerintah, yang dinilai memang mendorong daya beli masyarakat Indonesia dalam kondisi pandemi Covid-19. Sedangkan terakhir yang menjadi pertimbangan adalah kapasitas produksi yang dimiliki saat ini," ujar Hendrayadi.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ERA)
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan