Mandalika - Pembalap nasional yang juga merupakan pembalap senior di ajang balap mobil seperti Indonesia Sentul Series of Motorsport (ISSOM), Sunny TS, memberikan tanggapannya kelas khusus balap mobil listrik.
Di ajang Hyundai Ioniq 5 N Mandalika Track Day, pembalap senior ini melihat ada peluang besar dibukanya kelas khusus untuk mobil listrik. Namun Ia menganggap juga tidak akan mudah, terutama dari sisi pemasok ban balapnya.
Mengingat rata-rata bobot mobil listrik yang punya kapasitas baterai mumpuni untuk performa tinggi, juga akan semakin besar. Tentu penggunaan ban akan sangat menantang, lantaran bobot tersebut akan jadi faktor utama.
"Rata-rata bobot mobil listrik yang punya kemampuan performa tinggi, bisa sampai 2 ton. Jika mobil ini digunakan untuk balap, tentu tantangannya cukup besar di pemasok bannya. Komponnya jadi lebih keras dan struktur juga harus lebih keras dari versi ban balap biasanya. Kalau komponnya keras, tentu akan membuat pengendalian mobil akan lebih sulit, sementara kalau dibuat lunak, akan cepat aus," ujar Sunny TS saat berbicara kepada Medcom.id pada Rabu (13/11/2024).
Sunny TS yang jadi instruktur safety driving di event ini juga menjelaskan bahwa selain dari sisi konfigurasi kompon ban, harga juga pasti akan lebih mahal. Lantaran produksi ban balap khusus mobil listrik ini tidak akan bisa sebanyak ban untuk mobil balap yang biasa digunakan para pembalap mobil.
Namun Sunny TS berharap bahwa dalam waktu yang tidak lama lagi, kelas balap mobil listrik bisa digelar. Mengingat populasi mobil listrik yang kian banyak ditemui di jalan raya, mulai membuat pabrikan yang konsisten bermain di segmen kendaraan listrik seperti Hyundai.
Bahkan brand ini juga sudah memproduksi mobil balap versi produksi massal di pabrik mereka di Indonesia. Hal ini pula yang membuat Sunny TS optimis nantinya kelas balap ini kalau memang ada bakal dianggap seru karena tantangannya akan berbeda.
Mandalika - Pembalap nasional yang juga merupakan pembalap senior di ajang balap mobil seperti Indonesia Sentul Series of Motorsport (
ISSOM), Sunny TS, memberikan tanggapannya kelas khusus
balap mobil listrik.
Di ajang Hyundai Ioniq 5 N Mandalika Track Day, pembalap senior ini melihat ada peluang besar dibukanya kelas khusus untuk mobil listrik. Namun Ia menganggap juga tidak akan mudah, terutama dari sisi pemasok ban balapnya.
Mengingat rata-rata bobot
mobil listrik yang punya kapasitas baterai mumpuni untuk performa tinggi, juga akan semakin besar. Tentu penggunaan ban akan sangat menantang, lantaran bobot tersebut akan jadi faktor utama.
"Rata-rata bobot mobil listrik yang punya kemampuan performa tinggi, bisa sampai 2 ton. Jika mobil ini digunakan untuk balap, tentu tantangannya cukup besar di pemasok bannya. Komponnya jadi lebih keras dan struktur juga harus lebih keras dari versi ban balap biasanya. Kalau komponnya keras, tentu akan membuat pengendalian mobil akan lebih sulit, sementara kalau dibuat lunak, akan cepat aus," ujar Sunny TS saat berbicara kepada Medcom.id pada Rabu (13/11/2024).
Sunny TS yang jadi instruktur safety driving di event ini juga menjelaskan bahwa selain dari sisi konfigurasi kompon ban, harga juga pasti akan lebih mahal. Lantaran produksi ban balap khusus mobil listrik ini tidak akan bisa sebanyak ban untuk mobil balap yang biasa digunakan para pembalap mobil.
Namun Sunny TS berharap bahwa dalam waktu yang tidak lama lagi, kelas balap mobil listrik bisa digelar. Mengingat populasi mobil listrik yang kian banyak ditemui di jalan raya, mulai membuat pabrikan yang konsisten bermain di segmen kendaraan listrik seperti Hyundai.
Bahkan brand ini juga sudah memproduksi mobil balap versi produksi massal di pabrik mereka di Indonesia. Hal ini pula yang membuat Sunny TS optimis nantinya kelas balap ini kalau memang ada bakal dianggap seru karena tantangannya akan berbeda.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UDA)