Jakarta: Memasuki musim hujan membuat pengemudi mobil harus mulai memperhatikan karakteristik jalanan yang berubah. Salah satu yang sangat terasa dan bisa saja ditemui adalah aquaplaning.
Senior Instructor dari SDCI (Safety Defensive Consultant Indonesia), Sony Susmana, mengatakan salah satu tips berkendara secara aman saat memasuki musim penghujan adalah menghadapi kondisi aquaplaning. Kondisi ini merupakan kejadian ban kehilangan traksi saat melewati genangan air dalam kecepatan tinggi dan memberikan efek mobil serasa melayang di atas air bagi pengendaranya.
Aquaplaning merupakan penyebab kecelakaan saat hujan karena pengemudi salah mengantisipasi kondisi ini. Sehingga kondisi ini harus dicermati dan diantisipasi dengan benar agar pengemudi tidak kehilangan kendali mobil.
“Ketika berkendara saat turun hujan, yang harus dilakukan adalah mengurangi kecepatan, pindah ke jalur lambat, dan amati kondisi sekitar. Kalau pandangannya kurang, bantu dengan menyalakan lampu utama," ungkap Sony melalui live Instagram di @Daihatsuind.
Saat melewati genangan air antisipasinya adalah mengangkat kaki dari pedal gas, tahan kemudi ke arah depan, dan jangan melakukan pengereman agar laju mobil tetap lurus dan tidak mengalami selip.
Ia juga menjelaskan apabila terjadi kondisi selip, pengemudi dapat coba merasakan kondisi selip terjadi di roda bagian depan atau roda belakang. Apabila selipnya berasal dari roda depan (understeer) dan mobil mengarah ke kiri atau kanan, segera lawan stir secara halus ke arah tujuan untuk meminimalisir gejala understeer.
Namun bila selip terjadi di roda belakang alias oversteer, segera putar stir sesuai dengan arah mobil tersebut dan jangan melakukan banting setir agar mobil berputar pada porosnya. Perlu diingat, tingkat keberhasilannya sangat ditentukan tergantung kondisi.
Dia juga menekankan jangan menyalakan lampu Hazard saat hujan, karena akan membuat pengemudi belakang menjadi bingung.
Selain teknik yang benar, aquaplaning juga berpengaruh terhadap kondisi ban. Walaupun ban sudah melewati berbagai uji pengetesan, termasuk diperuntukkan untuk kondisi jalan yang basah, namun pengemudi tetap harus mengecek kondisi ban saat menghadapi musim hujan.
“Ulir atau pola kembangan ban adalah tempat mengalirnya air saat melewati genangan air. Jika ban tidak ada kembangannya atau sudah botak, maka resiko selip menjadi lebih besar. Walaupun ban tidak ada masa kadaluarsa, ban harus tetap dirawat agar tetap awet dan tidak cepat botak dengan memperhatikan selalu tekanan anginnya,” ujar PG-On Vehicle Test Manager PT Gajah Tunggal Tbk, Zulpata Zainal.
Jakarta: Memasuki musim hujan membuat pengemudi mobil harus mulai memperhatikan karakteristik jalanan yang berubah. Salah satu yang sangat terasa dan bisa saja ditemui adalah aquaplaning.
Senior Instructor dari SDCI (Safety Defensive Consultant Indonesia), Sony Susmana, mengatakan salah satu tips berkendara secara aman saat memasuki musim penghujan adalah menghadapi kondisi aquaplaning. Kondisi ini merupakan kejadian ban kehilangan traksi saat melewati genangan air dalam kecepatan tinggi dan memberikan efek mobil serasa melayang di atas air bagi pengendaranya.
Aquaplaning merupakan penyebab kecelakaan saat hujan karena pengemudi salah mengantisipasi kondisi ini. Sehingga kondisi ini harus dicermati dan diantisipasi dengan benar agar pengemudi tidak kehilangan kendali mobil.
“Ketika berkendara saat turun hujan, yang harus dilakukan adalah mengurangi kecepatan, pindah ke jalur lambat, dan amati kondisi sekitar. Kalau pandangannya kurang, bantu dengan menyalakan lampu utama," ungkap Sony melalui live Instagram di @Daihatsuind.
Saat melewati genangan air antisipasinya adalah mengangkat kaki dari pedal gas, tahan kemudi ke arah depan, dan jangan melakukan pengereman agar laju mobil tetap lurus dan tidak mengalami selip.