Jakarta: Pemerintah sudah memberikan insentif untuk mobil hybrid berupa insentif pajak penjualan atas barang mewah ditanggung pemerintah (PPnBM DTP) sebesar 3 persen. Kondisi ini patut dipertimbangkan Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) untuk membawa Mitsubishi Xpander Hybrid yang sudah ada di Thailand ke Indonesia.
General Manager of Marketing Communication & PR Division PT MMKSI, Intan Vidiasari, menyebutkan pada dasarnya pihak pabrik sudah siap untuk memproduksi mobil hybrid. Meski demikian, ada beberapa hal yang mesti diperhatikan terlebih dahulu seperti kebijakan insentif mobil hybrid dari pemerintah dan penerapan aturan baru perpajakan terkait Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan opsen.
"Teknologinya sudah ada, sudah siap, MMKI (Mitsubishi Motors Krama Yudha Indonesia) juga sudah ready untuk membuat (mobil hybrid), cuma memang timing-nya yang belum pas untuk bisa melakukan itu. Walaupun mendapatkan insentif tapi kan harus ada penyesuaian harga, apa lagi kan sekarang ada opsen, kemudian PPN juga naik 12 persen," ucap Intan di Sentul Bogor, Jawa Barat, pada Senin (13-1-2024).
Intan menilai mengenai harga menjadi hal yang krusial saat ini. Mengingat ada sejumlah pajak yang meningkat, seperti PPN sebesar 12 persen dan opsen untuk kabupaten di tiap provinsi.
Selain itu, kehadiran mobil-mobil asal China juga cukup membuat pasar otomotif semakin ketat. Mengingat harga yang ditawarkan begitu terjangkau.
"Jadi kita gimana caranya mengeluarkan mobil yang bisa tetap memiliki harga kompetitif, karena seperti kita tahu kompetisinya, sama brand-brand china yang memang harga mereka sangat bisa di-squeze gitu, sementara kalau dari kami sendiri maunya bisa bersaing produknya," kata Intan.
"Jangan sampai dikeluarin produknya tapi akhirnya harganya tidak bersaing. Jadi ditunggu saja, janjinya sih tahun ini dan tahun depan pasti mengeluarkan mobil baru, salah satunya hybrid," tutup Intan.
Jakarta: Pemerintah sudah memberikan
insentif untuk
mobil hybrid berupa insentif pajak penjualan atas barang mewah ditanggung pemerintah (
PPnBM DTP) sebesar 3 persen. Kondisi ini patut dipertimbangkan
Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) untuk membawa Mitsubishi Xpander Hybrid yang sudah ada di Thailand ke Indonesia.
General Manager of Marketing Communication & PR Division PT MMKSI, Intan Vidiasari, menyebutkan pada dasarnya pihak pabrik sudah siap untuk memproduksi mobil hybrid. Meski demikian, ada beberapa hal yang mesti diperhatikan terlebih dahulu seperti kebijakan insentif mobil hybrid dari pemerintah dan penerapan aturan baru perpajakan terkait Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan opsen.
"Teknologinya sudah ada, sudah siap, MMKI (Mitsubishi Motors Krama Yudha Indonesia) juga sudah ready untuk membuat (mobil hybrid), cuma memang timing-nya yang belum pas untuk bisa melakukan itu. Walaupun mendapatkan insentif tapi kan harus ada penyesuaian harga, apa lagi kan sekarang ada opsen, kemudian PPN juga naik 12 persen," ucap Intan di Sentul Bogor, Jawa Barat, pada Senin (13-1-2024).
Intan menilai mengenai harga menjadi hal yang krusial saat ini. Mengingat ada sejumlah pajak yang meningkat, seperti PPN sebesar 12 persen dan opsen untuk kabupaten di tiap provinsi.
Selain itu, kehadiran mobil-mobil asal China juga cukup membuat pasar otomotif semakin ketat. Mengingat harga yang ditawarkan begitu terjangkau.
"Jadi kita gimana caranya mengeluarkan mobil yang bisa tetap memiliki harga kompetitif, karena seperti kita tahu kompetisinya, sama brand-brand china yang memang harga mereka sangat bisa di-squeze gitu, sementara kalau dari kami sendiri maunya bisa bersaing produknya," kata Intan.
"Jangan sampai dikeluarin produknya tapi akhirnya harganya tidak bersaing. Jadi ditunggu saja, janjinya sih tahun ini dan tahun depan pasti mengeluarkan mobil baru, salah satunya hybrid," tutup Intan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UDA)