Menurut Hyundai, era transmisi manual memang secara perlahan mulai ditinggalkan konsumen. “Tidak ada yang ingin menggunakan transmisi manual lagi,” ujar Managing Director Hyundai Europe Technical Center, Jurgen Keller, dalam wawancara bersama Car Magazine.
Komentarnya menyoroti tren global yang kini menjadikan transmisi otomatis sebagai standar, bahkan untuk mobil performa tinggi sekalipun.
Permintaan Melemah, Biaya Produksi Melonjak
Meski transmisi manual dulunya menjadi simbol keterlibatan penuh dalam mengemudi, realitas pasar kini menunjukkan hal sebaliknya.Baca Juga: Motor Listrik Terpaksa Menerjang Banjir? Cek Ketinggian Air! |
Konsumen lebih memilih kemudahan dan efisiensi, sementara produsen menghadapi biaya tinggi jika harus menyediakan dua varian transmisi dalam satu model.
Di Amerika Serikat, Elantra N versi manual hanya menyumbang 30 persen dari total penjualan pada 2023. Selebihnya, konsumen memilih transmisi otomatis dual-clutch 8-percepatan yang lebih responsif dan praktis.
Faktor regulasi emisi juga memainkan peran penting. Transmisi otomatis modern mampu mengatur perpindahan gigi secara lebih presisi, menghasilkan efisiensi bahan bakar yang lebih tinggi dibandingkan transmisi manual konvensional. Hal ini membuat pabrikan lebih mudah memenuhi standar emisi yang kian ketat.
Bukan Hanya Transmisi Manual yang Tergerus
Menurut Keller, bukan hanya transmisi manual yang mulai ditinggalkan. Konsumen muda juga tidak lagi menginginkan tuas rem tangan manual atau panel instrumen analog.Baca Juga: Pentingnya Katalis Knalpot di Kendaraan Bermesin Bakar |
“Sekarang orang lebih suka rem parkir elektrik dan cluster digital penuh. Anak-anak muda tak tertarik lagi dengan jarum indikator dan tuas rem tangan mekanis,” imbuhnya.
Meskipun sebagian pecinta otomotif masih memegang teguh nilai-nilai lama. Termasuk sensasi menarik tuas persneling dan mendengar deru mesin pabrikan tidak bisa terus berinvestasi pada fitur yang hanya menarik bagi segmen kecil pasar.
“Saya tidak mengerti ide bahwa mobil performa sedang sekarat. Jika Anda ingin melaju kencang, tidak ada yang lebih baik dari kendaraan listrik. Saya tidak mengerti romantisme masa lalu,” tegas Keller. Ia juga menyatakan bahwa suara mesin buatan lewat speaker bisa menjadi pengganti sensasi suara mesin pembakaran.
Menurutnya, mobil listrik seperti Hyundai Ioniq 5 N telah berevolusi lebih jauh dalam 10 tahun terakhir dibandingkan mobil bermesin pembakaran dalam selama 100 tahun. Bahkan, ia menyebut mobil sport konvensional generasi sebelumnya sebagai “ketinggalan zaman” dan “mengecewakan”.
Baca Juga: Jasa Marga Sosialisasi Zero ODOL Kepada Truk Di Tol Palikanci |
Era Baru, Preferensi Baru
Tren ini memang menunjukkan bahwa lanskap otomotif global bergerak menuju kesederhanaan produksi, efisiensi biaya, dan digitalisasi penuh. Transmisi manual kini dianggap sebagai barang nostalgia yang tak lagi relevan bagi mayoritas pembeli. Meski begitu, segmen mobil enthusiast tetap hidup dalam komunitas kecil, walau pilihannya semakin terbatas.Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News