Lalu Lintas
Hasil Survey 3M: Transportasi Lebih Berbahaya Karena Pandemi Covid-19
Ekawan Raharja • 02 Maret 2022 10:00
Jakarta: Keselamatan jalan dan transportasi menjadi salah satu fokus 3M selama 80 tahun yang lalu. Dalam beberapa tahun yang lali, mereka pun menugaskan penelitian independen pihak ketiga di 11 negara untuk mengetahui kekhawatiran utama orang dewasa yang berhubungan dengan pergi keluar dan kembali ke rumah dengan aman, serta pandangan mereka tentang keadaan keselamatan transportasi saat ini di lingkungan mereka.
Hasilnya adalah 33 persen responden global memiliki anggota keluarga atau teman dekat yang meninggal atau terluka parah dalam kecelakaan mobil, dan 40 persen dari insiden itu terjadi selama pandemi.
Selain itu, 36 persen responden berusia 18-34 tahun, paling banyak dari kelompok usia lainnya, melaporkan memiliki anggota keluarga dekat atau teman yang terluka parah atau yang meninggal dalam tabrakan lalu lintas, dengan hampir setengah dari insiden itu terjadi selama 18 bulan terakhir.
"Hasil survei global kami menegaskan bahwa peningkatkan keselamatan jalan dan transportasi di seluruh dunia harus tetap menjadi prioritas utama, terutama karena jumlah tabrakan lalu lintas meningkat di banyak negara. Bagi kami, sangat penting untuk membantu sebuah keluarga pulang dengan selamat. Kami berkomitmen untuk melanjutkan pekerjaan kami dalam meningkatkan akses ke transportasi yang aman dan mengembangkan solusi keselamatan di seluruh dunia," ungkap President of 3M Transportation Safety Division, Dan Chen, melalui keterangan resminya.
Data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukan setiap 24 detik, satu orang di seluruh dunia meninggal dalam kecelakaan di jalan, atau setara sekitar 1,3 juta orang meninggal setiap tahun. Untuk membantu mengatasi hal ini, WHO memulai Decade of Action for Road Safety pada akhir Oktober tahun lalu, di mana menyerukan agar pemerintah dan para mitra bertindak bersama guna mengakhiri masalah yang dapat dicegah ini.
Sementara di Indonesia, menurut data Kepolisian Negara Republik Indonesia, rata-rata 3 orang meninggal setiap jam akibat kecelakaan jalan. Data ini juga menyatakan bahwa besarnya jumlah kecelakaan tersebut disebabkan oleh beberapa hal, yaitu: 61 persen kecelakaan disebabkan oleh faktor manusia yaitu yang terkait dengan kemampuan serta karakter pengemudi, 9 persen disebabkan karena faktor kendaraan (terkait dengan pemenuhan persyaratan teknis layak jalan), dan 30 persen disebabkan oleh faktor prasarana dan lingkungan.
Dampak pandemi terhadap keselamatan transportasi
Survei tersebut mengungkapkan meningkatnya kekhawatiran tentang keselamatan transportasi dan jalan raya sejak awal pandemi global. Bahkan, 4 dari 10 responden global mengatakan kekhawatiran mereka akan keselamatan transportasi dan jalan sama seperti kekhawatiran mereka terhadap Covid-19.
Survei ini juga mengungkapkan bahwa 35 persen responden di seluruh dunia percaya bahwa transportasi menjadi lebih berbahaya karena pandemi dan 35 persen responden lainnya percaya kematian akibat kecelakaan lalu lintas meningkat pada tahun 2020. Di saat yang sama, 55 persen responden mengatakan mereka mengemudi dengan lebih hati-hati sejak pandemi dimulai, ini menunjukkan tidak ada hubungan antara orang-orang yang mengevaluasi diri mereka dalam mengemudi dan persepsi orang lain di jalan.
Di seluruh dunia, orang-orang sangat mengkhawatirkan perilaku pengemudi lain, masalah visibilitas dan kondisi jalan. Lima kekhawatiran terbanyak meliputi:
Pengemudi mengirim SMS atau berbicara di telepon saat mengemudi (86%)
Kelalaian pengemudi lain (83%)
Cuaca buruk (77%)
Visibilitas malam hari (75%)
Kesulitan melihat tanda dan marka jalan (72%)
Solusi Keselamatan Transportasi yang Diusung 3M
oleh sebab itu, perusahaan kemudian mendorong penggunaan Stiker tanda reflektif, tinta, dan overlay 3M meningkatkan visibilitas dan kesadaran pengemudi terhadap tanda-tanda ini. Penelitian telah menemukan di mana tanda-tanda yang lebih terlihat ini dipasang, maka angka kecelakaan menurun hingga 46 persen dalam waktu tiga hingga enam tahun.
Tanda trotoar membantu memandu pengemudi dan menjaga jalan tetap aman, tetapi dalam kondisi gelap dan basah, penanda trotoar reflektif yang standar dapat hilang. Teknologi reflektif 3M membuat tanda jalan terlihat dari jarak yang lebih jauh dan dalam kondisi basah.
Di Amerika Serikat dan di Indonesia, 3M terus berkolaborasi dengan pemerintah dan asosiasi setempat untuk mengatasi masalah keselamatan jalan yang paling mendesak di seluruh negeri, membantu mengurangi korban jiwa dan cedera dan membuat sistem jalan raya yang lebih aman menjadi kenyataan.
Sementara di Indonesia, menurut data Kepolisian Negara Republik Indonesia, rata-rata 3 orang meninggal setiap jam akibat kecelakaan jalan. Data ini juga menyatakan bahwa besarnya jumlah kecelakaan tersebut disebabkan oleh beberapa hal, yaitu: 61 persen kecelakaan disebabkan oleh faktor manusia yaitu yang terkait dengan kemampuan serta karakter pengemudi, 9 persen disebabkan karena faktor kendaraan (terkait dengan pemenuhan persyaratan teknis layak jalan), dan 30 persen disebabkan oleh faktor prasarana dan lingkungan.
Dampak pandemi terhadap keselamatan transportasi
Survei tersebut mengungkapkan meningkatnya kekhawatiran tentang keselamatan transportasi dan jalan raya sejak awal pandemi global. Bahkan, 4 dari 10 responden global mengatakan kekhawatiran mereka akan keselamatan transportasi dan jalan sama seperti kekhawatiran mereka terhadap Covid-19.
Survei ini juga mengungkapkan bahwa 35 persen responden di seluruh dunia percaya bahwa transportasi menjadi lebih berbahaya karena pandemi dan 35 persen responden lainnya percaya kematian akibat kecelakaan lalu lintas meningkat pada tahun 2020. Di saat yang sama, 55 persen responden mengatakan mereka mengemudi dengan lebih hati-hati sejak pandemi dimulai, ini menunjukkan tidak ada hubungan antara orang-orang yang mengevaluasi diri mereka dalam mengemudi dan persepsi orang lain di jalan.
Di seluruh dunia, orang-orang sangat mengkhawatirkan perilaku pengemudi lain, masalah visibilitas dan kondisi jalan. Lima kekhawatiran terbanyak meliputi:
- Pengemudi mengirim SMS atau berbicara di telepon saat mengemudi (86%)
- Kelalaian pengemudi lain (83%)
- Cuaca buruk (77%)
- Visibilitas malam hari (75%)
- Kesulitan melihat tanda dan marka jalan (72%)