Edukasi pelumas palsu lewat platform digital, penting selalu dilakukan agar konsumen tercerahkan. EMLI
Edukasi pelumas palsu lewat platform digital, penting selalu dilakukan agar konsumen tercerahkan. EMLI

Cegah Siklus Pelumas Palsu, Seberapa Efektif Edukasi di Platform Digital?

Ahmad Garuda • 03 Mei 2023 10:49
Jakarta: Pemalsuan produk pelumas yang beredar di Indonesia, akhir-akhir ini kembali ramai dan membuat heboh jagat dunia maya. Ditemukannya gudang penyimpanan pelumas palsu yang siap edar di Tangerang beberapa waktu lalu, kian membuat banyak orang resah soal bagaimana melakukan edukasi soal pelumas asli di Indonesia. 
 
Hal ini pun membuat PT ExxonMobil Lubricants Indonesia (PT EMLI) melalui lini merek MobilTM Lubricants konsisten dalam menerapkan pola komunikasi yang relevan dengan situasi saat ini melalui media digital khususnya sosial media. Terutama agar konsumen bisa membedakan pelumas asli dan pelumas palsu. Terutama soal perbedaan harga dan ciri-ciri yang kasat mata. 
 
Market Development Director PT EMLI, Sri Adinegara pun berulang kali menegaskan saat bertemu dengan Medcom.id bahwa upaya yang mereka lakukan agar konsumen lebih melek soal pelumas, dilakukan di segala lini. Termasuk memaksimalkan potensi platform digital untuk melakukan edukasi. 

"Ini jadi kewajiban Kami sebagai produsen pelumas, terutama agar konsumen bisa membedakan mana pelumas yang memang asli dan mana pelumas palsu. Bukan hanya dari sisi kemasan, namun teknologi yang melekat di sana juga harus diedukasi. Soal penggunaan barcode untuk melihat keabsahan pelumas ini," ujar Sri Adinegara saat MobilTM Lubricants mendapatkan apresiasi berupa penghargaan bertajuk Indonesia Digital Popular Brand Award 2023 dari TrasNco Indonesia pekan lalu.
 
Baca Juga:
Perang Rusia-Ukraina Tak Berakhir, Hyundai Ancang-Ancang Hengkang

 
Jika melihat kembali sejarah pemalsuan pelumas di Indonesia dalam beberapa tahun, tentu hal ini bukan barang baru. Lantaran komponen fluida kendaraan ini sudah memiliki sejarah pemalsuan dari zaman dulu. Bahkan mereka yang melakukan pemalsuan pelumas juga punya teknologi untuk meniru pembuatan pelumas yang tak kalah canggihnya. 
 
Mendaur ulang sisa pelumas bekas menjadi sebuah pelumas yang menyerupai aslinya, pun bisa dilakukan. Hal ini pula yang membuat banyak produsen pelumas melakukan edukasi dengan cara-cara yang lebih detail. Mengingat perbedaan antara pelumas palsu dan pelumas asli kini kian tipis. 
 
Cegah Siklus Pelumas Palsu, Seberapa Efektif Edukasi di Platform Digital?
 
Tak heran jika edukasi dengan cara yang getol mereka lakukan itu diganjar penghargaan khusus. Penghargaan ini diberikan berdasarkan hasil riset terhadap 250 kategori produk dan lebih dari 1.500 merek yang mengacu pada tiga parameter penilaian, yaitu Search Engine Based, Social Media Based, dan Website Based. 
 
Melalui hasil riset tersebut, Mobil Lubricants dinilai berhasil membangun popularitas yang positif dan baik di digital melalui berbagai aktivitas marketing dalam upaya memberikan informasi yang terpercaya, serta membangun interaksi kepada para konsumen.
 
Baca Juga:
Daihatsu Jamin Toyota Agya di Indonesia Aman dari 'Akal-Akalan' Uji Tabrak

 
“Semoga Kami dapat terus melakukan edukasi melalui platform digital dan mempertahankan. Juga meningkatkan kinerja komunikasi dengan berbagai aktivitas marketing yang sesuai dan relevan dengan kondisi pasar serta kebiasaan konsumen saat ini, agar kepercayaan dan keterikatan dengan konsumen pun dapat tetap terjaga dengan baik.”
 
Saat ini, mereka jgua memiliki program Mobil1TM Bus yang terus berkeliling di area Jabodetabek. Program ini bertujuan memberikan pengalaman bagi konsumen yang berpartisipasi untuk merasakan langsung sensasi menjadi pembalap Tim Red Bull Racing F1 yang tersedia di dalam bus. Terdapat juga penawaran eksklusif dari pelumas mereka yang merupakan technology partner Tim Red Bull Racing pada ajang balap internasional F1. 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UDA)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan