Moskow: Perang antara Rusia dan Ukraina masih membara serta belum menunjukan tanda-tanda akan berhenti. Melihat kondisi ini, Hyundai mengambil sikap untuk pergi meninggalkan pasar otomtoif Rusia.
Merek otomotif asal Korea Selatan tersebut berencana untuk hengkang dari Negara Beruang Merah itu dan menjual pabriknya. Keyakinan mereka untuk bertahan pun kini goyah, dan sedang dalam tahap diskusi untuk menjual pabrik di Saint Petersburg.
Autonews Europe melaporkan negosiasi untuk menjual pabrik di Rusia sudah di tahap akhir. Pihak produsen mobil itu telah menunggu persetujuan akhir dari pemerintah Rusia. "Memang benar ada diskusi yang sedang berlangsung terkait penjualan, tapi belum ada keputusan,” menurut keterangan resmi perusahaan.
Kantor pusar sebenarnya sudah menangguhkan operasional pabriknya di Rusia tahun lalu. Pada Maret lalu, perusahaan kemudian mengeluarkan pernyataan manajemen sedang meninjau berbagai opsi untuk keberlanjutan pabriknya di Rusia.
Baca Juga:
Skandal Uji Tabrak Daihatsu, Toyota akan Cari Biang Keroknya
Reuters menyebutkan Hyundai sudah menyiapkan berbagai skenario untuk bisnis mereka di Rusia di masa depan. Namun hingga saat ini belum ada keputusan yang dibuat.
Hengkang dari Rusia jelas bukan keputusan yang mudah. Hyundai Group diketahui memiliki penjualan dan perakitan sekitar 200.000 kendaraan per tahun di Rusia, atau sekitar 4 persen dari kapasitas produksi globalnya.
Bersama dengan Renault, Hyundai dan Kia termasuk di antara tiga merek terlaris di Rusia sebelum perang terjadi. Sekarang karena pemain global telah menarik diri, merek China menggantikan mereka dalam penjualan mobil terlaris di Rusia.
Moskow: Perang antara Rusia dan Ukraina masih membara serta belum menunjukan tanda-tanda akan berhenti. Melihat kondisi ini, Hyundai mengambil sikap untuk pergi meninggalkan pasar otomtoif Rusia.
Merek otomotif asal Korea Selatan tersebut berencana untuk hengkang dari Negara Beruang Merah itu dan menjual pabriknya. Keyakinan mereka untuk bertahan pun kini goyah, dan sedang dalam tahap diskusi untuk menjual pabrik di Saint Petersburg.
Autonews Europe melaporkan negosiasi untuk menjual pabrik di Rusia sudah di tahap akhir. Pihak produsen mobil itu telah menunggu persetujuan akhir dari pemerintah Rusia. "Memang benar ada diskusi yang sedang berlangsung terkait penjualan, tapi belum ada keputusan,” menurut keterangan resmi perusahaan.
Kantor pusar sebenarnya sudah menangguhkan operasional pabriknya di Rusia tahun lalu. Pada Maret lalu, perusahaan kemudian mengeluarkan pernyataan manajemen sedang meninjau berbagai opsi untuk keberlanjutan pabriknya di Rusia.
Baca Juga:
Skandal Uji Tabrak Daihatsu, Toyota akan Cari Biang Keroknya
Reuters menyebutkan Hyundai sudah menyiapkan berbagai skenario untuk bisnis mereka di Rusia di masa depan. Namun hingga saat ini belum ada keputusan yang dibuat.
Hengkang dari Rusia jelas bukan keputusan yang mudah. Hyundai Group diketahui memiliki penjualan dan perakitan sekitar 200.000 kendaraan per tahun di Rusia, atau sekitar 4 persen dari kapasitas produksi globalnya.
Bersama dengan Renault, Hyundai dan Kia termasuk di antara tiga merek terlaris di Rusia sebelum perang terjadi. Sekarang karena pemain global telah menarik diri, merek China menggantikan mereka dalam penjualan mobil terlaris di Rusia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UDA)