Takasaki: Pengenaan tarif tinggi oleh pemerintahan mantan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, kembali menjadi sorotan, terutama bagi industri otomotif Jepang yang kini menghadapi ancaman serius.
Salah satu yang terkena imbasnya adalah Kyowa Industrial, sebuah perusahaan komponen otomotif berbasis di Takasaki, Jepang, yang telah beroperasi selama 78 tahun.
Kyowa Industrial yang dipimpin oleh Hiroko Suzuki, generasi ketiga dari pendiri perusahaan, dikenal memproduksi komponen prototipe dan bagian mobil balap.
Namun, seperti ribuan produsen kecil lainnya di Jepang, Kyowa tengah terjepit dalam tekanan global, terutama akibat tarif 25 persen yang diberlakukan terhadap ekspor otomotif Jepang ke Amerika Serikat.
“Apa yang akan kita lakukan? Ini akan menjadi buruk,” ujar Hiroko Suzuki dikutip dari Reuters.
Dalam upaya diversifikasi, Kyowa mulai mengembangkan alat bedah saraf sejak 2016, menyadari era kendaraan listrik (EV) akan menurunkan permintaan terhadap komponen mesin konvensional. Namun upaya ini pun terganjal karena tarif AS juga berlaku untuk perangkat medis.
Meskipun Kyowa tidak mengekspor komponen otomotif langsung ke AS, Suzuki khawatir produsen mobil besar akan menekan harga dari pemasok demi menyeimbangkan beban tarif.
Hingga kini, dampak langsung belum terasa di perusahaannya, namun ketidakpastian tetap membayangi.
Pemerintah Jepang pun menyatakan keprihatinan serius. Perdana Menteri Shigeru Ishiba menyebut tarif tersebut sebagai krisis nasional, sementara kepala negosiator perdagangan Jepang, Ryosei Akazawa, tengah menuju Washington untuk putaran ketiga perundingan.
Perusahaan seperti Kyowa mencerminkan realitas baru industri otomotif Jepang. Dulu dikenal dengan dominasi ekspor elektronik dan kendaraan bermesin konvensional.
Kini Jepang harus beradaptasi dengan era mobil pintar berbasis baterai yang mengandalkan perangkat lunak sektor di mana produsen seperti Tesla dan BYD unggul.
Takasaki: Pengenaan
tarif tinggi oleh
pemerintahan mantan
Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, kembali menjadi sorotan, terutama bagi
industri otomotif Jepang yang kini menghadapi ancaman serius.
Salah satu yang terkena imbasnya adalah Kyowa Industrial, sebuah perusahaan komponen
otomotif berbasis di Takasaki, Jepang, yang telah beroperasi selama 78 tahun.
Kyowa Industrial yang dipimpin oleh Hiroko Suzuki, generasi ketiga dari pendiri perusahaan, dikenal memproduksi komponen prototipe dan bagian mobil balap.
Namun, seperti ribuan produsen kecil lainnya di Jepang, Kyowa tengah terjepit dalam tekanan global, terutama akibat tarif 25 persen yang diberlakukan terhadap ekspor otomotif Jepang ke Amerika Serikat.
“Apa yang akan kita lakukan? Ini akan menjadi buruk,” ujar Hiroko Suzuki dikutip dari Reuters.
Dalam upaya diversifikasi, Kyowa mulai mengembangkan alat bedah saraf sejak 2016, menyadari era kendaraan listrik (EV) akan menurunkan permintaan terhadap komponen mesin konvensional. Namun upaya ini pun terganjal karena tarif AS juga berlaku untuk perangkat medis.
Meskipun Kyowa tidak mengekspor komponen otomotif langsung ke AS, Suzuki khawatir produsen mobil besar akan menekan harga dari pemasok demi menyeimbangkan beban tarif.
Hingga kini, dampak langsung belum terasa di perusahaannya, namun ketidakpastian tetap membayangi.
Pemerintah Jepang pun menyatakan keprihatinan serius. Perdana Menteri Shigeru Ishiba menyebut tarif tersebut sebagai krisis nasional, sementara kepala negosiator perdagangan Jepang, Ryosei Akazawa, tengah menuju Washington untuk putaran ketiga perundingan.
Perusahaan seperti Kyowa mencerminkan realitas baru industri otomotif Jepang. Dulu dikenal dengan dominasi ekspor elektronik dan kendaraan bermesin konvensional.
Kini Jepang harus beradaptasi dengan era mobil pintar berbasis baterai yang mengandalkan perangkat lunak sektor di mana produsen seperti Tesla dan BYD unggul.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UDA)