Jakarta: MarkPlus.Inc melakukan quick survey terhadap 180 orang responden di seluruh Indonesia pada bulan Agustus. Melalui riset ini, mereka ingin mengetahui bagaimana lanskap pasar otomotif nasional, termasuk karakteristik pembeli mobil di Tanah Air. CEO MarkPlus.Inc, Iwan Setiawan, menyebutkan ada 4 model karakteristik konsumen mobil di Indonesia:
Segmen Analis (50,3 persen)
Menurut hasil survei, segmen analis merupakan segmen yang paling besar di Indonesia. Konsumen tipe ini punya banyak pertimbangan dalam menentukan pilihan kendaraan. Mereka mempertimbangkan matang-matang berbagai aspek sebelum memutuskan untuk membeli mobil.
"Mereka ini rasional dan menganalisis berbagai hal, harga beli, harga jual nantinya, suku cadangnya mudah didapat atau tidak, purnajual, diskon berapa, dan lainnya," kata Iwan pada Rabu (6-11-2024) dalam diskusi Automotive Industry Roundtable: Navigating the Future of The 4W Industry di Jakarta.
Iwan mengatakan, sebagian besar konsumen dalam segmen analis merupakan pembeli mobil pertama. Mereka paling banyak pembeli mobil terjangkau dan ramah lingkungan (Low Cost Green Car/LCGC).
Segmen Realis (33,7 persen)
Segmen realis mencakup konsumen yang mudah dipengaruhi oleh orang lain atau orang di sekitarnya. Konsumen dalam segmen ini memiliki karakteristik unik. Kalau sudah merasa nyaman dengan suatu produk, mereka umumnya memaklumi harga yang ditawarkan.
"Realis ini lebih gampang dipengaruhi orang lain, mereka ini seperti 'saya mau ini, sudah coba enak, oke'. Sangat simpel, tidak memikirkan yang lain-lain," kata Iwan.
Segmen Ekspresionis (11,2 persen)
Konsumen dalam segmen ekspresionis sangat menyukai mobil yang dapat menunjukkan ekspresi atau presentasi diri. Konsumen dalam segmen ekspresionis biasanya tidak ingin membeli mobil yang dipakai oleh banyak orang.
"Ini merupakan segmen yang lumayan besar juga, mereka adalah yang melihat gaya, model, dan desain lebih penting dari pada fungsi atau utility dari mobilnya. Jadi dia lebih menganggap ini adalah ekspresi dari dirinya," kata Iwan.
Segmen Konformis (4,7%)
Berkebalikan dengan segmen ekspresionis, konsumen dalam segmen konformis menganggap mobil yang paling banyak dipakai orang sebagai yang terbaik.
"Konformis ini sekarang sudah tidak banyak lagi seperti dahulu, mereka itu menganggap 'wah banyak ya di jalan, ini berarti baru mobil yang benar nih', mobil sejuta umat orang bilangnya," kata Iwan.
Jakarta: MarkPlus.Inc melakukan quick survey terhadap 180 orang responden di seluruh Indonesia pada bulan Agustus. Melalui riset ini, mereka ingin mengetahui bagaimana lanskap pasar
otomotif nasional, termasuk karakteristik pembeli
mobil di Tanah Air. CEO MarkPlus.Inc, Iwan Setiawan, menyebutkan ada 4 model karakteristik konsumen mobil di Indonesia:
Segmen Analis (50,3 persen)
Menurut hasil survei, segmen analis merupakan segmen yang paling besar di Indonesia. Konsumen tipe ini punya banyak pertimbangan dalam menentukan pilihan kendaraan. Mereka mempertimbangkan matang-matang berbagai aspek sebelum memutuskan untuk membeli mobil.
"Mereka ini rasional dan menganalisis berbagai hal, harga beli, harga jual nantinya, suku cadangnya mudah didapat atau tidak, purnajual, diskon berapa, dan lainnya," kata Iwan pada Rabu (6-11-2024) dalam diskusi Automotive Industry Roundtable: Navigating the Future of The 4W Industry di Jakarta.
Iwan mengatakan, sebagian besar konsumen dalam segmen analis merupakan pembeli mobil pertama. Mereka paling banyak pembeli mobil terjangkau dan
ramah lingkungan (Low Cost Green Car/LCGC).
Segmen Realis (33,7 persen)
Segmen realis mencakup konsumen yang mudah dipengaruhi oleh orang lain atau orang di sekitarnya. Konsumen dalam segmen ini memiliki karakteristik unik. Kalau sudah merasa nyaman dengan suatu produk, mereka umumnya memaklumi harga yang ditawarkan.
"Realis ini lebih gampang dipengaruhi orang lain, mereka ini seperti 'saya mau ini, sudah coba enak, oke'. Sangat simpel, tidak memikirkan yang lain-lain," kata Iwan.
Segmen Ekspresionis (11,2 persen)
Konsumen dalam segmen ekspresionis sangat menyukai mobil yang dapat menunjukkan ekspresi atau presentasi diri. Konsumen dalam segmen ekspresionis biasanya tidak ingin membeli mobil yang dipakai oleh banyak orang.
"Ini merupakan segmen yang lumayan besar juga, mereka adalah yang melihat gaya, model, dan desain lebih penting dari pada fungsi atau utility dari mobilnya. Jadi dia lebih menganggap ini adalah ekspresi dari dirinya," kata Iwan.
Segmen Konformis (4,7%)
Berkebalikan dengan segmen ekspresionis, konsumen dalam segmen konformis menganggap mobil yang paling banyak dipakai orang sebagai yang terbaik.
"Konformis ini sekarang sudah tidak banyak lagi seperti dahulu, mereka itu menganggap 'wah banyak ya di jalan, ini berarti baru mobil yang benar nih', mobil sejuta umat orang bilangnya," kata Iwan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UDA)