Jakarta: Krisis pasokan chip semikonduktor sedang melanda industri elektronik hingga otomotif. Meski demikian, Isuzu mengakui bahwasanya kondisi ini tidak terlalu serius untuk produksi kendaraan komersial.
Vice President PT Isuzu Astra Motor Indonesia, Ernando Demily, menjelaskan produksi kendaraan komersial di Indonesia tidak secanggih di negara-negara maju lainnya. Sehingga ketergantungan akan komponen kecil gitu tidak terlalu tinggi.
"Saat ini, kita baru mau mengimplementasikan standar Euro 4, sementara di negara lain seperti Eropa dan Australia, sudah Euro 6. Vietnam saja Euro 5. Sehingga krisis chip semikonduktor tidak banyak berpengaruh di kita," ungkap Ernando melalui jumpa pers virtual.
Meski demikian, dia menyebutkan penerapan Euro 4 adalah langkah baik. Hal ini karena standar Euro 4 bisa menghasilkan banyak hal positif ke depannya.
Salah satunya adalah menekan polusi udara dan membuat lingkungan lebih baik. Oleh sebab itu, Ernando memastikan perusahaan akan tetap mendukung penerapan Euro 4.
Ernando membeberkan masalah utama dari produksi sekarang adalah pandemi Covid-19. Hal ini dikarenakan aktivitas produksi kendaraan.
"Pasokan suku cadang terpengaruh, sebab sebagaimana diketahui kita ini global supply chain. Despite local contain sudah hampir 50 persen tetapi tetap masih ada komponen dari negara lain. Tetapi saat ini karena kerja keras dari semua pihak terkait khususnya prinsipal, kita sempat buka-tutup dengan negara lain dan kondisinya terus membaik," lanjut dia.
Jakarta: Krisis pasokan chip semikonduktor sedang melanda industri elektronik hingga otomotif. Meski demikian,
Isuzu mengakui bahwasanya kondisi ini tidak terlalu serius untuk produksi kendaraan komersial.
Vice President PT Isuzu Astra Motor Indonesia, Ernando Demily, menjelaskan produksi kendaraan komersial di Indonesia tidak secanggih di negara-negara maju lainnya. Sehingga ketergantungan akan komponen kecil gitu tidak terlalu tinggi.
"Saat ini, kita baru mau mengimplementasikan standar Euro 4, sementara di negara lain seperti Eropa dan Australia, sudah Euro 6. Vietnam saja Euro 5. Sehingga krisis chip semikonduktor tidak banyak berpengaruh di kita," ungkap Ernando melalui jumpa pers virtual.
Meski demikian, dia menyebutkan penerapan Euro 4 adalah langkah baik. Hal ini karena standar Euro 4 bisa menghasilkan banyak hal positif ke depannya.
Salah satunya adalah menekan polusi udara dan membuat lingkungan lebih baik. Oleh sebab itu, Ernando memastikan perusahaan akan tetap mendukung penerapan Euro 4.
Ernando membeberkan masalah utama dari produksi sekarang adalah pandemi Covid-19. Hal ini dikarenakan aktivitas produksi kendaraan.
"Pasokan suku cadang terpengaruh, sebab sebagaimana diketahui kita ini global supply chain. Despite local contain sudah hampir 50 persen tetapi tetap masih ada komponen dari negara lain. Tetapi saat ini karena kerja keras dari semua pihak terkait khususnya prinsipal, kita sempat buka-tutup dengan negara lain dan kondisinya terus membaik," lanjut dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ERA)