Moskow: Pembangunan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) atau charging station terus dikebut di tiap-tiap negara. L-Charge kemudian menawarkan solusi bagi daerah-daerah yang belum memiliki SPKLU atau charging station dengan charger keliling.
Perusahaan rintisan asal Rusia ini rencananya akan menyediakan supercharger untuk mobil listrik dengan menggunakan minivan. Supercharger gini nantinya akan menjangkau berbagai daerah yang belum memiliki SPKLU.
Pengisi daya ini akan dipasang di minivan yang akan menyediakan listrik berbasis bahan bakar gas alam cair (LNG) atau hidrogen. Untuk pengisian daya ke mobil listrik, supercharge ini hanya membutuhkan waktu sekitar 5 - 7 menit dengan pengisian 80 persen.
Lashin mengatakan perusahaannya menjalankan satu-satunya supercharger mobile di dunia yang menggunakan LNG/hidrogen, yang beroperasi di Moskow. Dalam sehari L-Charger menerima permintaan pengisian hingga 1.000 mobil listrik di kota.
Bagi pihak yang tertarik untuk memproduksi mobile charging station ini diproduksi massal maka membutuhkan biaya sekitar USD00 ribu atau sekitar Rp2,8 miliar. Mobile charging ini dapat mengisi sekitar 25 mobil listrik setiap hari.
"Masalah dengan mobil listrik adalah ketika Anda sudah mengisi 98 persen baterai, Anda tetap harus mengisinya dalam perjalanan jauh," kata Founder L-charger, Dmitry Lashing, dikutip dari Reuters.
L-Charge pun berencana untuk membuka jaringan bisnisnya di London, Inggris, pada tahun 2022. Saat ini di Inggris ada sekitar 705 ribu kendaraan listrik, dan 365 ribu di antaranya kendaraan listrik murni. "Kami berharap mendapat peluang dari meningkatnya permintaan dan infrastruktur pengisian daya yang terbatas," kata Dmitry Lashing.
Untuk setiap pengisian daya, mobil listrik dikenakan biaya sekitar 0,80 sen Euro atau sekitar Rp12.879 per kilowatt per jam. "Memang lebih mahal dari yang biasa tapi tujuan kami untuk memperluas cakupan pengisian daya di London," katanya.
"Masalah dengan mobil listrik adalah ketika Anda sudah mengisi 98 persen baterai, Anda tetap harus mengisinya dalam perjalanan jauh," kata Founder L-charger, Dmitry Lashing, dikutip dari Reuters.
L-Charge pun berencana untuk membuka jaringan bisnisnya di London, Inggris, pada tahun 2022. Saat ini di Inggris ada sekitar 705 ribu kendaraan listrik, dan 365 ribu di antaranya kendaraan listrik murni. "Kami berharap mendapat peluang dari meningkatnya permintaan dan infrastruktur pengisian daya yang terbatas," kata Dmitry Lashing.
Untuk setiap pengisian daya, mobil listrik dikenakan biaya sekitar 0,80 sen Euro atau sekitar Rp12.879 per kilowatt per jam. "Memang lebih mahal dari yang biasa tapi tujuan kami untuk memperluas cakupan pengisian daya di London," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ERA)