Beijing: Nio berupaya menghadirkan mobil listrik dengan harga yang terjangkau demi bisa bersaing dengan Tesla. Oleh sebab itu, mereka membuka opsi untuk bekerja sama dengan BYD agar bisa menghadirkan mobil dengan Harga terjangkau.
Pabrikan asal China tersebut ingin bersaing secara langsung dengan Tesla Model Y. Nantinya mobil yang menjadi penantang Model Y adalah Onvo atau Ledao (untuk pasar China).
Nantinya baterai yang digunakan Nio ada kemungkinan dipasok dari BYD, kemungkinan besar adalah Blade Battery. Sedangkan untuk saat ini vendor baterai yang digunakan masih dari CATL.
Semula, Nio berencana untuk memproduksi baterainya sendiri. Namun rencana tersebut ditunda pada Desember 2023. Sebagai gantinya, pabrikan berfokus kepada upaya penghematan biaya dan pembalikan kerugian.
Di sisi lain, kolaborasi dengan Nio akan membantu BYD memperluas pendapatan mereka. BYD sendiri tengah giat mencari cara untuk melebarkan sayapnya dari produksi mobil listrik dan memasuki rantai pasokan baterai. Langkah ini dinilai strategis di pasar Tiongkok yang kian kompetitif dalam hal harga jual mobil listrik.
"Salah satu masalah terpenting yang belum terpecahkan dan belum mendapat banyak perhatian adalah masa pakai baterai. Ini bukan hanya masalah yang perlu dipecahkan oleh Nio, tetapi juga masalah yang harus diatasi oleh seluruh industri secara bersama-sama," kata CEO Nio, William Li, dilansir dari Teslarati.
Beijing: Nio berupaya menghadirkan
mobil listrik dengan harga yang terjangkau demi bisa bersaing dengan Tesla. Oleh sebab itu, mereka membuka opsi untuk bekerja sama dengan BYD agar bisa menghadirkan mobil dengan Harga terjangkau.
Pabrikan asal China tersebut ingin bersaing secara langsung dengan Tesla Model Y. Nantinya mobil yang menjadi penantang Model Y adalah Onvo atau Ledao (untuk pasar China).
Nantinya baterai yang digunakan Nio ada kemungkinan dipasok dari BYD, kemungkinan besar adalah Blade Battery. Sedangkan untuk saat ini vendor baterai yang digunakan masih dari CATL.
Semula, Nio berencana untuk memproduksi baterainya sendiri. Namun rencana tersebut ditunda pada Desember 2023. Sebagai gantinya, pabrikan berfokus kepada upaya penghematan biaya dan pembalikan kerugian.
Di sisi lain, kolaborasi dengan Nio akan membantu BYD memperluas pendapatan mereka. BYD sendiri tengah giat mencari cara untuk melebarkan sayapnya dari produksi mobil listrik dan memasuki rantai pasokan baterai. Langkah ini dinilai strategis di pasar Tiongkok yang kian kompetitif dalam hal harga jual mobil listrik.
"Salah satu masalah terpenting yang belum terpecahkan dan belum mendapat banyak perhatian adalah masa pakai baterai. Ini bukan hanya masalah yang perlu dipecahkan oleh Nio, tetapi juga masalah yang harus diatasi oleh seluruh industri secara bersama-sama," kata CEO Nio, William Li, dilansir dari Teslarati.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UDA)