Jakarta: Sepak terjang merek-merek otomotif asal China di Indonesia bukan dimulai baru-baru dalam beberapa tahun ke belakang. Merek-merek kendaraan asal China ini pernah datang di awal era Milenium dan kemudian meninggalkan kesan buruk di mata masyarakat.
Sebagai contoh Chery yang pernah masuk ke Indonesia pada tahun 2006. Mereka hadir melalui Unicor Prima Motor yang merupakan perusahaan patungan Indomobil Group dengan Chery Automobile Co.Ltd. Sayangnya perusahaan ini hanya bertahan 5 tahun saja, tepatnya di tahun 2011.
Sempat dilanjutkan oleh Chery Mobil Indonesia (CMI) pada tahun 2012, dan meluncurkan beragam model mobil. Tetapi sayangnya pada 2013 merek Chery disebut-sebut tak lagi melakukan aktivitas jualan menurut data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO).
Kemudian ada juga perjalanan Geely, dimulai pada tahun 2010 melalui Geely Mobil Indonesia. Perwakilan di Tanah Air ini langsung berhubungan dengan Zhejiang Geely Holding Group yang ada di China. Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) sempat mencatatkan penjualan wholesales (distribusi dari pabrik ke dealer) Geely di tahun 2011 sampai 2015.
Kini kedua mereka tersebut sudah kembali lagi di Indonesia melalui perusahaan yang berbeda. Terlebih di tahun 2024 ada sejumlah merek otomotif asal China lainnya yakni BYD, BAIC, Maxus, Zeekr, dan Aletra.
Sekretaris Umum Gaikindo, Kukuh Kumara, percaya merek-merek asal China ini tidak akan 'kabur' begitu saja seperti dahulu. Dia menilai merek-merek ini sudah belajar dan tidak akan mengulangi kesalahan di masa lalu.
“Di samping penelitiannya, mereka juga menjalin kerja sama dengan banyak pihak yang sudah mumpuni atau matang dalam memproduksi kendaraan bermotor,” kata Kukuh di Cilandak Jakarta Selatan.
Selain itu, merek-merek dari China ini juga membawa pembaruan yang cukup signifikan. Kemampuan mereka dalam melakukan riset, dan akhirnya berhasil meningkatkan kualitas produk yang ditawarkan.
“Ada satu pelajaran yang mereka (merek mobil China) ambil dengan baik. Mereka kuat di R&D (Research and Development), penelitiannya dan mampu melakukan peningkatan (kualitas) produk,” jelas Kukuh.
Jakarta: Sepak terjang merek-merek
otomotif asal China di Indonesia bukan dimulai baru-baru dalam beberapa tahun ke belakang. Merek-merek
kendaraan asal China ini pernah datang di awal era Milenium dan kemudian meninggalkan kesan buruk di mata masyarakat.
Sebagai contoh
Chery yang pernah masuk ke Indonesia pada tahun 2006. Mereka hadir melalui Unicor Prima Motor yang merupakan perusahaan patungan
Indomobil Group dengan
Chery Automobile Co.Ltd. Sayangnya perusahaan ini hanya bertahan 5 tahun saja, tepatnya di tahun 2011.
Sempat dilanjutkan oleh Chery Mobil Indonesia (CMI) pada tahun 2012, dan meluncurkan beragam model mobil. Tetapi sayangnya pada 2013 merek Chery disebut-sebut tak lagi melakukan aktivitas jualan menurut data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (
GAIKINDO).
Kemudian ada juga perjalanan Geely, dimulai pada tahun 2010 melalui Geely Mobil Indonesia. Perwakilan di Tanah Air ini langsung berhubungan dengan Zhejiang Geely Holding Group yang ada di China. Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) sempat mencatatkan penjualan wholesales (distribusi dari pabrik ke dealer) Geely di tahun 2011 sampai 2015.
Kini kedua mereka tersebut sudah kembali lagi di Indonesia melalui perusahaan yang berbeda. Terlebih di tahun 2024 ada sejumlah merek otomotif asal China lainnya yakni BYD, BAIC, Maxus, Zeekr, dan Aletra.
Sekretaris Umum Gaikindo, Kukuh Kumara, percaya merek-merek asal China ini tidak akan 'kabur' begitu saja seperti dahulu. Dia menilai merek-merek ini sudah belajar dan tidak akan mengulangi kesalahan di masa lalu.
“Di samping penelitiannya, mereka juga menjalin kerja sama dengan banyak pihak yang sudah mumpuni atau matang dalam memproduksi kendaraan bermotor,” kata Kukuh di Cilandak Jakarta Selatan.
Selain itu, merek-merek dari China ini juga membawa pembaruan yang cukup signifikan. Kemampuan mereka dalam melakukan riset, dan akhirnya berhasil meningkatkan kualitas produk yang ditawarkan.
“Ada satu pelajaran yang mereka (merek mobil China) ambil dengan baik. Mereka kuat di R&D (Research and Development), penelitiannya dan mampu melakukan peningkatan (kualitas) produk,” jelas Kukuh.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UDA)