Solihull: Pemerintah Amerika Serikat (AS) secara resmi memberlakukan tarif impor sebesar 25 persen untuk semua mobil dan suku cadang pada 2 April 2025. Sebagai pasar mobil terbesar kedua di dunia, kebijakan ini berdampak besar pada produsen otomotif internasional, termasuk Jaguar Land Rover (JLR) yang akhirnya memilih untuk menghentikan sementara pengiriman mobil ke AS selama April 2025.
“Amerika Serikat adalah pasar penting bagi merek mewah JLR. Kami mengambil langkah jangka pendek termasuk penghentian pengiriman bulan April, sembari mengembangkan strategi jangka menengah hingga panjang,” ungkap juru bicara perusahaan kepada Bloomberg dan ditulis oleh Carscoops.
Keputusan ini diambil di tengah tantangan finansial JLR. Dalam laporan tahunannya, wilayah Amerika Utara menyumbang hampir seperempat dari total 430.000 unit kendaraan yang terjual antara Maret 2023 hingga Maret 2024. Setelah mengalami penurunan laba kuartalan sebesar 17 persen pada Januari lalu, JLR jelas tidak berada dalam posisi ideal untuk menghadapi guncangan baru ini.
Bagi Jaguar, langkah ini juga datang di saat yang sensitif. Merek asal Inggris ini tengah bertransformasi dari brand premium menjadi merek ultra-luxury yang menargetkan konsumen kelas atas dan ingin bersaing langsung dengan Bentley, bukan lagi Mercedes atau BMW.
Konsep radikal ini telah diperkenalkan lewat Jaguar Type 00, sebuah sedan listrik mewah yang pertama kali dipamerkan di Miami pada Desember 2024. Versi produksinya dijadwalkan rilis pada 2026 dengan harga mulai dari USD 130.000.
Sementara kalangan atas mungkin tidak terlalu terpengaruh dengan lonjakan harga akibat tarif impor—mereka cenderung rela membayar lebih asalkan produknya menarik—Land Rover, khususnya model seperti Defender, kemungkinan besar akan menghadapi tantangan lebih besar karena target pasarnya lebih sensitif terhadap harga.
Solihull: Pemerintah
Amerika Serikat (AS) secara resmi memberlakukan
tarif impor sebesar 25 persen untuk semua
mobil dan suku cadang pada 2 April 2025. Sebagai pasar mobil terbesar kedua di dunia, kebijakan ini berdampak besar pada produsen otomotif internasional, termasuk Jaguar Land Rover (JLR) yang akhirnya memilih untuk menghentikan sementara pengiriman mobil ke AS selama April 2025.
“Amerika Serikat adalah pasar penting bagi merek mewah JLR. Kami mengambil langkah jangka pendek termasuk penghentian pengiriman bulan April, sembari mengembangkan strategi jangka menengah hingga panjang,” ungkap juru bicara perusahaan kepada Bloomberg dan ditulis oleh Carscoops.
Keputusan ini diambil di tengah tantangan finansial JLR. Dalam laporan tahunannya, wilayah Amerika Utara menyumbang hampir seperempat dari total 430.000 unit kendaraan yang terjual antara Maret 2023 hingga Maret 2024. Setelah mengalami penurunan laba kuartalan sebesar 17 persen pada Januari lalu, JLR jelas tidak berada dalam posisi ideal untuk menghadapi guncangan baru ini.
Bagi Jaguar, langkah ini juga datang di saat yang sensitif. Merek asal Inggris ini tengah bertransformasi dari brand premium menjadi merek ultra-luxury yang menargetkan konsumen kelas atas dan ingin bersaing langsung dengan Bentley, bukan lagi Mercedes atau BMW.
Konsep radikal ini telah diperkenalkan lewat Jaguar Type 00, sebuah sedan listrik mewah yang pertama kali dipamerkan di Miami pada Desember 2024. Versi produksinya dijadwalkan rilis pada 2026 dengan harga mulai dari USD 130.000.
Sementara kalangan atas mungkin tidak terlalu terpengaruh dengan lonjakan harga akibat tarif impor—mereka cenderung rela membayar lebih asalkan produknya menarik—Land Rover, khususnya model seperti Defender, kemungkinan besar akan menghadapi tantangan lebih besar karena target pasarnya lebih sensitif terhadap harga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UDA)