Geely Hentikan Bangun Pabrik Baru

Chongqing: Geely Auto mengumumkan tidak akan membangun pabrik baru karena kondisi global sedang mengalami kelebihan kapasitas produksi. Keputusan strategis ini disampaikan langsung oleh Chairman Geely, Li Shufu, dalam ajang Chongqing Auto Show akhir pekan lalu. “Industri otomotif global sedang dilanda masalah kelebihan kapasitas yang parah. Oleh karena itu, kami memutuskan untuk berhenti membangun pabrik mobil baru,” ujar Li dikutip dari South China Morning Post. Li Shufu juga menambahkan Geely akan memanfaatkan kapasitas produksi global yang ada sebagai bagian dari strategi globalisasi perusahaan. Sebelumnya, Geely telah mengumumkan rencana untuk menggunakan pabrik Renault di Brasil guna mendukung ekspansi internasionalnya. Ia mengingatkan bahwa kelebihan kapasitas dan lemahnya penjualan bisa menggerus keunggulan produsen EV Tiongkok dalam hal efisiensi produksi.   Sepanjang 2024, Geely Auto berhasil menjual 2,18 juta unit mobil, naik 32 persen dari tahun sebelumnya. Penjualan kendaraan listrik (EV) menyumbang lebih dari 888 ribu unit atau meningkat 92 persen secara tahunan. EV juga telah berkontribusi lebih dari 60 persen terhadap total penjualan mobil di Tiongkok tahun lalu, menurut China Passenger Car Association. Keputusan ini muncul di tengah perang harga yang semakin sengit di pasar otomotif China. Menurut laporan 21st Century Business Herald, sejumlah produsen seperti BYD, Geely, dan Leapmotor menurunkan harga hingga 20 persen pada 70 model mobil selama akhir Mei untuk mempertahankan pangsa pasar.  Data JPMorgan Chase juga mencatat diskon mobil di China meningkat dari 8,3 persen menjadi 16,8 persen pada April 2024.   CEO Shanghai Mingliang Auto Service, Chen Jinzhu, menilai langkah Geely dapat menjadi inspirasi bagi produsen mobil lain. “Sebagai salah satu produsen mobil bensin dan listrik terkemuka, keputusan Geely untuk menghentikan pembangunan pabrik baru akan mendorong para pesaingnya melakukan langkah serupa demi pertumbuhan industri yang lebih sehat,” ujar Jinzhu.