Jakarta: Perang antara Rusia dan Ukraina terus berdampak ke berbagai sektor, termasuk industri otomotif. Bahkan MINI merasakan langsung bagaimana perang membuat bisnis mereka terhambat.
Perang di antara kedua negara tersebut membuat merek asal Inggris ini kesulitan mendapatkan komponen yang mereka butuhkan. Lebih tepatnya, pengiriman komponen jadi lebih sulit karena efek yang ditimbulkan oleh perang.
Terlebih, produsen mobil ini juga masih berjuang menghadapi krisis chip semikonduktor. Alhasil, pihak pabrikan memutuskan untuk melakukan efisiensi di sejumlah pihak.
Salah satunya yang dilakukan dengan menghentikan sementara waktu produksi mobil-mobil bertransmisi manual. Penangguhan ini dilakukan untuk seluruh model yang ditawarkan.
Konsumen yang ingin merasakan sensasi berkendara dengan transmisi manual harus bisa bersabar hingga keran produksi kembali dibuka.
Keadaan saat ini, termasuk perang di Ukraina dan kekurangan semikonduktor, menyebabkan pembatasan rantai pasokan di seluruh industri otomotif global. Untuk mengamankan hasil produksi maksimum untuk memenuhi permintaan pelanggan yang terus meningkat, penawaran produk kami perlu disederhanakan. Solusi ini adalah cara paling efektif untuk memastikan stabilitas produksi sehingga kami dapat terus memasok semua pelanggan kami dengan MINI baru," tulis pernyataan MINI dinukil dari Autocar.
MINI bukan satu-satunya merek yang terdampak oleh perang Rusia dan Ukraina. Merek lainnya seperti BMW, Porsche, Toyota, dan berbagai merek lainnya juga merasakan dampak terhadap bisnis mereka akibat perang kedua negara itu.
Jakarta: Perang antara Rusia dan Ukraina terus berdampak ke berbagai sektor, termasuk industri otomotif. Bahkan MINI merasakan langsung bagaimana perang membuat bisnis mereka terhambat.
Perang di antara kedua negara tersebut membuat merek asal Inggris ini kesulitan mendapatkan komponen yang mereka butuhkan. Lebih tepatnya, pengiriman komponen jadi lebih sulit karena efek yang ditimbulkan oleh perang.
Terlebih, produsen mobil ini juga masih berjuang menghadapi krisis chip semikonduktor. Alhasil, pihak pabrikan memutuskan untuk melakukan efisiensi di sejumlah pihak.
Salah satunya yang dilakukan dengan menghentikan sementara waktu produksi mobil-mobil bertransmisi manual. Penangguhan ini dilakukan untuk seluruh model yang ditawarkan.
Konsumen yang ingin merasakan sensasi berkendara dengan transmisi manual harus bisa bersabar hingga keran produksi kembali dibuka.
Keadaan saat ini, termasuk perang di Ukraina dan kekurangan semikonduktor, menyebabkan pembatasan rantai pasokan di seluruh industri otomotif global. Untuk mengamankan hasil produksi maksimum untuk memenuhi permintaan pelanggan yang terus meningkat, penawaran produk kami perlu disederhanakan. Solusi ini adalah cara paling efektif untuk memastikan stabilitas produksi sehingga kami dapat terus memasok semua pelanggan kami dengan MINI baru," tulis pernyataan MINI dinukil dari Autocar.
MINI bukan satu-satunya merek yang terdampak oleh perang Rusia dan Ukraina. Merek lainnya seperti BMW, Porsche, Toyota, dan berbagai merek lainnya juga merasakan dampak terhadap bisnis mereka akibat perang kedua negara itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(ERA)