Jakarta: Perang antara Rusia dan Ukraina terus berdampak ke berbagai sektor, termasuk industri otomotif. Bahkan MINI merasakan langsung bagaimana perang membuat bisnis mereka terhambat.
Perang di antara kedua negara tersebut membuat merek asal Inggris ini kesulitan mendapatkan komponen yang mereka butuhkan. Lebih tepatnya, pengiriman komponen jadi lebih sulit karena efek yang ditimbulkan oleh perang.
Terlebih, produsen mobil ini juga masih berjuang menghadapi krisis chip semikonduktor. Alhasil, pihak pabrikan memutuskan untuk melakukan efisiensi di sejumlah pihak.
Salah satunya yang dilakukan dengan menghentikan sementara waktu produksi mobil-mobil bertransmisi manual. Penangguhan ini dilakukan untuk seluruh model yang ditawarkan.
Konsumen yang ingin merasakan sensasi berkendara dengan transmisi manual harus bisa bersabar hingga keran produksi kembali dibuka.