DENGAN raihan yang kurang memuaskan di ajang kualifikasi Piala Dunia 2022, yakni menjadi juru kunci grup dengan hanya sekali imbang dan tujuh kali kalah, termasuk dari Vietnam, Malaysia, dan Thailand, wajar apabila Timnas Indonesia tidak diunggulkan di ajang Piala AFF 2021. Namun, untuk kesembilan kalinya sejak turnamen digelar pada 1996, Indonesia mampu mencapai semifinal.
Datang dengan skuat muda, pasukan asuhan Shin Tae-yong mampu keluar sebagai juara grup dengan raihan 10 poin dari tiga kemenangan dan satu hasil imbang melawan tim yang paling diunggulkan, yaitu Vietnam. Kita tahu Vietnam merupakan juara bertahan Piala AFF 2018.
Meskipun didominasi pemain muda dengan rata-rata usia 23,8 tahun, Timnas Indonesia mampu menunjukkan kematangan mental yang luar biasa. Pertandingan penyisihan grup terakhir melawan Malaysia menjadi bukti bagaimana mentalitas Evan Dimas dkk begitu baik.
Terlihat bagaimana dengan materi enam pemain berusia di bawah usia 23 tahun dalam starting line up, daya juang Garuda muda tampil sangat luar biasa. Bahkan, Pratama Arhan, Ramai Rumakiek, serta Elkan Baggot tidak terlihat seperti pemain yang masih berusia 19 tahun. Mereka bermain sangat tenang, baik dalam bertahan maupun melakukan serangan.
Setelah tertinggal 1-0 pada menit ke-13, skuat Garuda mampu membalik kedudukan dan menutup kemenangan dengan skor yang sangat menjanjikan 4-1 melalui gol yang dicetak Irfan Jaya (2 gol), Pratama Arhan, serta Elkan Baggot. Hal ini mengingatkan kita pada perjalanan Timnas dalam semifinal leg kedua Piala AFF 2004, di mana Kurniawan dkk mampu meloloskan Indonesia ke final dengan skor 4-1, setelah sempat tertinggal 1-0 pada babak pertama pada permainan tandang di Stadion Bukit Jalil, Kuala Lumpur.
Tentunya penampilan Timnas kali ini tidak terlepas dari faktor Shin Tae-yong, juru taktik yang pernah membawa Korea Selatan mengalahkan Jerman pada Piala Dunia 2018. Selain memberikan kepercayaan kepada para pemain muda, totalitas penuh dalam memberikan motivasi kepada pemain di lapangan patut diapresiasi.
Bahkan, dalam 90 menit pertandingan, kita tidak melihat pelatih yang membawa Seongnam IIhwa Chunma menjadi Juara Piala Champions Asia 2010 ini duduk di bench. Coach Shin Tae-yong selalu berdiri sepanjang laga untuk memberikan instruksi bahkan beradu argumentasi dengan perangkat pertandingan.
FOLLOW US
Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan