Angkie melanjutkan, ajang Peparnas ini bisa menjadi tempat atau sarana para atlet disabilitas untuk unjuk kemampuan dan unjuk prestasi, sekaligus mengubah stigma negatif tidak bisa melakukan hal-hal yang dilakukan orang non-disabilitas. Dengan begitu, dapat bermunculan atlet penyandang disabilitas yang memiliki potensi untuk berkiprah di ajang olahraga serupa di tingkat internasional.
"Kita bisa melihat sendiri bahwa atlet penyandang disabilitas juga bisa menorehkan prestasi yang membanggakan. Peparnas ini bisa menjadi sarana mereka untuk unjuk kemampuan. Presiden juga menyampaikan harapannya bahwa melalui Peparnas bisa bermunculan atlet-atlet yang bisa mengharumkan nama bangsa Indonesia di tingkat internasional," tutur Angkie.
Angkie menambahkan, gelaran Peparnas kali ini menjadi tonggak sejarah Indonesia karena untuk pertama kalinya bergulir di tanah Papua. Kehadiran Presiden Jokowi dalam upacara penutupan Peparnas juga menunjukkan komitmen kuat pemerintah pusat dalam memajukan para atlet penyandang disabilitas dan memajukan Papua.
"Ini bentuk perhatian dari pemerintah pusat bahwa Papua mampu melakukannya. Kami menyaksikan antusias masyarakat Papua yang luar biasa dalam Peparnas kali ini. Tentu ini adalah kebahagiaan bagi kami disabilitas dan seluruh atlet serta official yang bertanding selama Peparnas," tutup Angkie. (RO)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News