Di luar sengkarut lanjutan kompetisi, PSSI juga punya masalah yang tak kalah pelik soal pembinaan usia muda demi menciptakan timnas yang tangguh di masa depan.
Ketum PSSI Mochamad Iriawan atau akrab disapa Iwan Bule memang sempat membuat gebrakan besar di awal kepemimpinannya sebagai ketum dengan menunjuk pelatih kaliber dunia, Shin Tae Yong untuk memegang tiga timnas sekaligus; Timnas U-19, U-23 dan Timnas Senior.
Tujuan Iwan Bule agar tiga level timnas ini memiliki visi dan misi bermain yang sama karena ditangani satu pelatih ini memang patut diapresiasi. Akan tetapi, di sisi lain, sulit bagi Shin Tae Yong untuk membagi konsentrasi.
Misi Shin untuk membantu memperbaiki peringkat Indonesia di ranking FIFA pun jadi terbagi. Karena dia juga harus memikirkan target-target lain; seperti membawa Timnas U-19 berprestasi di Piala Asia U-19 dan lolos dari fase grup di Piala Dunia U-20.
Alhasil, proyeksi timnas senior pun seakan jadi prioritas kedua. Sejak ditunjuk sebagai pelatih, Shin baru sekali mendampingi timnas senior berlaga, yakni saat melakoni uji coba melawan Persita Tangerang. Itupun, skuat Garuda dipaksa menyerah 1-4 pada 21 Februari 2020.
Kondisi ini jelas tidak baik untuk Indonesia. Terutama di ranking FIFA. Sebab, bukan performa timnas U-19 atau U-23 yang masuk dalam penghitungan poin FIFA, melainkan Timnas senior. Di luar terbatasnya laga-laga uji coba internasional karena korona, Timnas Indonesia tak beranjak dari posisi 172 FIFA. Setara dengan ranking Kamboja, negara yang dulu kerap jadi lumbung gol Indonesia.
Di level junior, Iwan Bule beserta jajaran PSSI lainnya boleh sedikit berbangga karena aksi para penggawa Timnas U-16 dan U-19 kerap menuai decak kagum baik dari dalam maupun luar negeri.
Shin Tae Yong dengan Timnas U-19 nya kerap dapat pujian berkat penampilan menawan saat melawan klub-klub mapan pada laga uji coba di Kroasia. Sementara Timnas U-16 lewat program Garuda Select terus menunjukkan grafik yang signifikan dalam proses pembelajarannya di Inggris.
Namun, yang perlu diingat. Proyek pembinaan usia muda ini bukan lahir di era kepemimpinan Iwan Bule. Proyek pembinaan usia muda atau disebut Elite Pro Academy (EPA) sudah ada sejak 2018, dan kemudian disempurnakan menjadi tiga jenjang, yakni U-16, U-18, dan U-20, pada 2019. Ini merupakan program yang disusun pengurus PSSI kala itu demi memuluskan proyek jangka panjang menuju event besar skala junior, seperti Piala Dunia U-20, atau Olimpiade 2024.
Melihat proyek di atas, saya agak tergelitik saat mendengar statement PSSI menyusul keputusan FIFA yang menunda gelaran Piala Dunia U-20 yang sejatinya digelar pada 2021, menjadi tahun 2023.
Dalam sebuah artikel di laman resmi PSSI, Iwan Bule mengapresiasi keputusan FIFA menunda gelaran Piala Dunia U-20 ke tahun 2023. Menurutnya, penundaan tersebut memberikan waktu bagi Indonesia selaku tuan rumah, untuk mempersiapkan diri lebih matang sehingga mendapat hasil yang lebih maksimal.
"Saya berharap semoga persiapannya bisa lebih menyeluruh, matang, dan nanti bisa menjadi juara," jelas eks Kapolda Metro Jaya itu.
PSSI dalam hal ini Iwan Bule boleh saja optimistis. Tapi, ia juga harus realistis bahwa pada Piala Dunia U-20 tahun 2023 nanti, skuat timnas Indonesia yang akan berlaga bukanlah para penggawa timnas U-19 yang saat ini tengah digembleng Shin Tae Yong. Melainkan pemain-pemain yang saat ini menghuni skuat Timnas U-16.
Dengan materi pemain-pemain potensial macam Bagus Kahfi, Witan Sulaeman dkk yang sudah terbukti punya prestasi, PSSI saat itu hanya memasang target lolos dari fase grup Piala Dunia U-20. Lha, kini dengan materi pemain yang masih abu-abu, PSSI ingin Indonesia juara Piala Dunia? Lantas bagaimana caranya? Sudahkah PSSI membuat langkah-langkah menuju ke sana?
Untuk menuju ke sana, pembinaan usia dini beserta wadah kompetisinya menjadi kunci. Akan tetapi, yang terjadi saat ini, kompetisi-kompetisi usia muda justru tidak berjalan.
Kompetisi Elite Pro Academy (EPA) U-16, U-18 dan U-20 yang sudah digelar tahun 2019, tidak berjalan di tahun ini. Karena pandemi? Bisa jadi. Tapi, apakah setelah pandemi kompetisi ini bakal dijalankan PSSI? Belum ada garansi.
Sepak Bola Putri