?Energi Positif dari Emas Olimpiade
?Energi Positif dari Emas Olimpiade ()

Energi Positif dari Emas Olimpiade

19 Agustus 2016 06:26
Negeri ini sedang memulai kebangkitan. Namun, harus diakui, perjalanan untuk bangkit itu tidak mudah dan menguras tenaga. Selalu dibutuhkan energi-energi ekstra, semangat-semangat positif yang membara, agar laku menuju kebangkitan itu tetap lurus dan maju, tidak berbelok, apalagi berbalik arah.
 
Dalam perspektif itu, keberhasilan pasangan Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir menyabet emas nomor ganda campuran bulu tangkis di Olimpiade Rio de Janeiro 2016 sejatinya bisa kita maknai lebih luas. Kesuksesan itu merupakan hasil puncak dari deburan spirit yang dibawa tim Olimpiade Indonesia ke Brasil.
 
Seluruh atlet telah bertarung gagah berani meskipun hasil yang didapat tak selalu seperti yang diharapkan. Apa pun itu, mereka tetap layak kita beri penghargaan dan apresiasi. Medali emas yang dipersembahkan Tontowi/Liliyana jelas bukan cuma kemenangan bagi dunia perbulutangkisan dan olahraga nasional. Bahkan juga bukan sekadar persembahan istimewa untuk Indonesia yang pada saat sama sedang merayakan hari kemerdekaan ke-71.
 
Keberhasilan pasangan yang biasa disapa Owi/Butet itu merupakan energi besar, energi yang mestinya bisa kita maknai dengan amat positif untuk mendorong bangsa ini lebih cepat lagi bangkit dan membangun. Semangat nasionalisme, ketekunan, sportivitas, konsistensi perjuangan, kekuatan strategi dan kerja sama, serta spirit keberagaman, semuanya terbungkus dalam kemenangan Owi/Butet. Apa lagi yang kurang? Jika bangsa ini ingin berbenah, sudah semestinya energi-energi tersebut diserap karena spirit seperti itu jugalah sejatinya merupakan fondasi sekaligus bahan bakar akselerator pembangunan. Bayangkan, betapa dahsyatnya laju pembangunan bila fondasinya berbalut semangat nasionalisme, ketekunan, dan keberagaman, lalu bahan bakarnya berupa konsistensi dan kekuatan strategi.
 
Pada saat yang sama, untuk merawat energi yang berasal dari ranah olahraga tetap memancar, negara harus punya kepedulian yang tinggi terhadap bidang tersebut. Kepedulian pemerintah terhadap olahraga memang mulai menguat meski harus diakui belum seperti yang diharapkan publik. Belum optimalnya political will pemerintah membuat olahraga nasional belum juga maksimal menjadi arena bagi bangsa ini untuk unjuk eksistensi di jajaran elite internasional.
 
Di tingkat regional, olahraga negeri ini bahkan masih tertatih-tatih untuk bangkit dari keterpurukan prestasi sejak akhir 1990-an. Jika mau jujur, hanya beberapa cabang tertentu yang masih bisa mencetak prestasi. Itu pun, seperti bulu tangkis, perkembangannya relatif stagnan kendati belakangan ada harapan kuat akan hadirnya kegemilangan di masa depan dalam diri pemain-pemain muda.
 
Ungkapan keprihatinan kerap dilontarkan, tetapi tak terimplementasikan dalam program dan kebijakan. Dari tahun ke tahun anggaran untuk peningkatan prestasi olahraga minim. Amat sedikit pula pemerintah daerah yang betul-betul menunjukkan kepedulian nyata terhadap pembangunan olahraga.
 
Negara tentu tak boleh membiarkan hal itu terjadi terus-menerus. Jika prestasi olahraga diakui mampu menebar energi positif bagi pembangunan sekaligus mengharumkan nama bangsa, sudah sepantasnya pula ia diberi tempat dan perlakuan yang pantas dalam bungkus kebijakan pemerintah. Bila pemerintah tak ingin disebut abai, olahraga tak sepatutnya dibiarkan terlupakan di tengah hiruk pikuk isu politik dan hukum di negeri ini yang justru menguras energi.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Oase olimpiade 2016

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif