?Membabat Akar Terorisme
?Membabat Akar Terorisme ()

Membabat Akar Terorisme

21 Oktober 2016 06:21
Sinyalemen bahwa terorisme belum habis di negeri ini memang benar adanya. Masih hidupnya sel-sel teroris itu kembali mendapat pembuktian, kemarin, ketika seorang kader muda teroris yang mengaku simpatisan jaringan Islamic State (IS) menyerang Kapolsek Tangerang Komisaris Effendi bersama dua anggota kepolisian lainnya.
 
Fakta itu membuktikan teroris masih berkeliaran di sekitar kita. Radikalisme terus menyebar sekalipun beberapa gembongnya sudah ditangkap. Tanpa kita sadari, racun-racun terorisme terus diembuskan terutama kepada kaum muda dengan pemahaman keagamaan yang masih labil dan gamang. Mereka disiapkan untuk menebar teror dan menghadirkan rasa takut di tengah masyarakat.
 
Kali ini yang disasar teroris-teroris itu ialah aparat keamanan dan penegak hukum. Akan tetapi, mesti diingat pula bahwa kekerasan dan teror itu sering kali tak memandang sasaran. Atas nama ideologi, mereka bisa menyasar siapa saja, termasuk orang-orang tidak bersalah dan tidak tahu-menahu.
 
Kejadian di Tangerang, kemarin, lagi-lagi harus dibaca sebagai peringatan kepada pengelola negeri ini untuk jangan sekali-kali mengendurkan kewaspadaan terhadap ancaman terorisme. Jangan pernah menganggap enteng karena ancaman itu nyata, bahkan semakin nyata, semakin terang-terangan. Kewaspadan dan penanganan terorisme tak bisa dilakukan sporadis, hanya menguat setelah ada kejadian dan kemudian melempem ketika dalam periode tertentu tidak ada ancaman teror. Padahal, dalam jeda itu, boleh jadi jaringan-jaringan teroris tersebut sedang menyiapkan teror-teror baru dengan strategi dan sasaran yang baru pula. Mereka terlihat diam, tapi sebetulnya sel-sel jaringan mereka terus bergerak mencari 'kader' baru.
 
Kita sepakat insiden di Tangerang harus diusut tuntas. Gali motivasi pelaku, cari dalangnya untuk mengurai jejaring yang lebih luas. Penanganan yang tuntas atas kejadian itu setidaknya akan mengurangi kecemasan publik terhadap ancaman lanjutan.
 
Namun, yang jauh lebih esensial dilakukan pemerintah dengan para aparat ialah memastikan ruang publik tidak dikuasai kelompok radikal dan pelaku teror. Untuk itu, seperti yang sudah kerap kita ingatkan, penanggulangan terhadap terorisme secara menyeluruh harus terus diprakarsai.
 
Penanggulangan tentu saja tak hanya terkait dengan penindakan, tapi juga pencegahan dan pemulihan atau deradikalisasi. Pencegahan teror mesti terus dipromosikan dengan strategi dan pendekatan yang tepat. Penguatan jaringan intelijen negara juga menjadi sebuah keutamaan dan keharusan. Semua itu diupayakan untuk mematikan sel-sel terorisme sebelum mereka mampu bermutasi. Akar terorisme harus dibabat sebelum mereka sempat bertumbuh.
 
Revisi UU Terorisme, yang menurut kabar pengesahannya bakal molor menjadi tahun depan dari seharusnya Oktober 2016 ini, sudah semestinya menjadikan langkah pencegahan komprehensif sebagai prioritas penanggulangan. Tanpa itu, kejahatan kemanusiaan bernama terorisme itu mungkin akan terus menjadi ancaman negeri ini.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Oase terorisme

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif