Cerdas Kelola Jalur Balik
Cerdas Kelola Jalur Balik ()

Cerdas Kelola Jalur Balik

09 Juli 2016 06:17
Pengalaman adalah guru terbaik. Manajemen arus balik Lebaran 2016 mestinya jauh lebih baik ketimbang arus mudik. Pengalaman arus mudik itu hendaknya menjadi pelajaran berharga untuk menangani arus balik.
 
Secara umum, manajemen arus mudik tahun ini masih pada tahap yang dapat dikendalikan. Ada penurunan jumlah korban meninggal dan kecelakaan saat arus mudik pada Lebaran 2016 dibandingkan dengan arus mudik 2015.
 
Dari data Kementerian Perhubungan khusus untuk jalur darat, terhitung dari hari keenam sebelum Lebaran hingga hari pertama Idul Fitri 1437 Hijriah, Rabu (6/7), persentase korban kecelakaan turun 21 persen dibanding periode yang sama pada tahun lalu.
 
Meski demikian, harus jujur diakui, kemacetan panjang di Brebes, Jawa Tengah, selama mudik Lebaran 2016 yang dikenal dengan jalur Brexit itu sebagai pengalaman terburuk sepanjang sejarah. Apalagi diberitakan belasan orang meninggal karena kelelahan dan serangan jantung dalam horor kemacetan luar biasa itu. Tidak ada gunanya untuk saling menyalahkan atas kemacetan di jalur Brexit. Kemacetan itu terjadi karena peningkatan volume kendaraan yang luar biasa di Tol Brebes Timur. Tidak jauh dari pintu keluar tol, ada pertemuan arus kendaraan keluar dari tol dan jalur pantura. Keberadaan terminal dan SPBU yang letaknya tidak jauh dari pintu tol juga memperparah kemacetan.
 
Andai tol Pejagan-Pemalang dengan ujung tol yang berada di Brebes Timur tersambungkan, tentu tidak terjadi kemacetan luar biasa itu. Tugas mendesak pemerintah ialah membangun semua jalan tol sehingga terkoneksi satu sama lain, mulai dari Batang-Semarang, Semarang-Solo, Solo-Ngawi, dan Ngawi-Kertosono.
 
Jika semua tol itu terhubungkan, diharapkan tidak terjadi lagi kemacetan parah pada arus mudik Lebaran tahun depan. Kalau masih terjadi kemacetan luar biasa di tempat yang sama pada arus mudik tahun depan, itu artinya pemerintah tidak mau belajar dari pengalaman tahun ini. Bukankah keledai saja tidak mau terperosok pada lubang yang sama?
 
Tidak kalah pentingnya ialah mengantisipasi arus balik. Jadwal kepulangan pemudik yang berbeda-beda diharapkan arus lalu lintas tidak sepadat arus mudik. Meski demikian, tetap diantisipasi potensi kemacetan di pintu masuk Jakarta, yaitu pintu tol Cikarang utama, Karang Tengah, dan pintu tol Cimanggis.
 
Mestinya, otoritas pengelola tol memiliki data berapa jumlah kendaraan yang masuk pintu tol. Atas dasar data itulah petugas harus sigap untuk menganalisis apa yang harus dilakukan jika antrian sangat panjang.
 
Lebih elok lagi jika pemerintah memberikan informasi secara massif soal jalur arus balik yang bisa diakses dengan mudah oleh semua orang. Informasi soal jalur mana yang tidak macet dan jalur mana yang bisa dilalui. Pengelolaan informasi inilah yang kedodoran selama arus mudik sehingga kendaraan menumpuk di jalur yang sama sehingga mengakibatkan kemacetan luar biasa.
 
Berdasarkan data, kecelakaan fatal paling banyak terjadi saat arus balik. Faktor utama karena kelelahan pengemudi. Ketika liburan tidak istirahat, jalan-jalan silaturahmi, dan ketika pulang dalam kondisi kelelahan. Karena itu, pengemudi harus memastikan dirinya tetap mengemudi dalam kondisi prima. Ingat, lebih baik istirahat ketika lelah daripada tidak pernah sampai di tempat tujuan.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Oase

TERKAIT
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif