Jakarta: Ketua MPR Bambang Soesatyo mendorong Menteri ATR/Kepala BPN Hadi Tjahjanto memberantas mafia tanah. Praktik ini menyengsarakan masyarakat dan merugikan investor.
"Tidak jarang dalam melakukan operasinya, para mafia tanah ini juga berkolaborasi dengan mafia peradilan," kata Bambang Soesatyo di Jakarta, Jumat, 17 Juni 2022.
Menurut dia, memberantas mafia tanah harus dilakukan dari hulu ke hilir. Mulai membenahi sistem di Kementerian ATR/BPN hingga membangun kerja sama yang erat dengan para penegak hukum.
Dia menilai jiwa kepemimpinan Hadi Tjhahjanto yang kuat sangat cocok menghadapi berbagai tantangan dan pekerjaan rumah yang dihadapi kementerian ATR/BPN. Seperti memberantas mafia tanah, memperluas reforma agraria, dan menyelesaikan konflik agraria.
"Presiden Joko Widodo sejak 2015 telah menggencarkan reforma agraria sebagai bagian dalam menyelesaikan konflik agraria yang terjadi di masyarakat," ujarnya.
Dia menjelaskan berbagai target yang ingin dikejar dalam reforma agraria telah dituangkan dalam Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional. Namun, menurut dia, hingga saat ini beberapa belum sepenuhnya tercapai karena masih besarnya tantangan yang dihadapi di lapangan.
"Beberapa yang sudah tercapai dan bahkan melampaui target antara lain legalisasi aset dari target 4,5 juta hektare lahan hingga akhir 2021 sudah mencapai 7,79 juta hektare. Legalisasi pendaftaran tanah (PTSL) juga telah melampaui target dari 3,9 juta hektare menjadi 7,68 juta hektare," katanya.
Baca: Menteri ATR Baru Diminta Serius Selesaikan Sengketa Tanah di Cakung
Sementara itu, target yang belum terselesaikan antara lain redistribusi lahan dari target 4,5 juta hektare baru tercapai 1,44 juta hektare. Kemudian, redistribusi tanah dari pelepasan kawasan hutan dari target 4,1 juta hektare baru terealisasi 298,404 hektare.
Dia menjelaskan Kepala Negara dalam pertemuan puncak Gugus Tugas Reforma Agraria (GTRA) Summit 2022 di Wakatobi, Sulawesi Tenggara, mengungkapkan kendala reforma agraria. Salah satunya, adalah ego sektoral antarkementerian dan lembaga.
"Karena itu, dibutuhkan leadership yang kuat dari Kementerian ATR/BPN sebagai leading sector dalam menyukseskan reforma agraria," ujarnya.
Bambang menilai dengan menyukseskan reforma agraria yang menjadi program unggulan Jokowi, Kementerian ATR/BPN bukan saja telah membantu mengatasi persoalan ketimpangan penguasaan dan kepemilikan tanah namun juga memberikan solusi untuk meningkatkan akses ekonomi sekaligus menyejahterakan rakyat.
Jakarta:
Ketua MPR Bambang Soesatyo mendorong Menteri ATR/Kepala BPN Hadi Tjahjanto memberantas
mafia tanah. Praktik ini menyengsarakan masyarakat dan merugikan investor.
"Tidak jarang dalam melakukan operasinya, para mafia tanah ini juga berkolaborasi dengan mafia peradilan," kata Bambang Soesatyo di Jakarta, Jumat, 17 Juni 2022.
Menurut dia, memberantas mafia tanah harus dilakukan dari hulu ke hilir. Mulai membenahi sistem di Kementerian ATR/BPN hingga membangun kerja sama yang erat dengan para penegak hukum.
Dia menilai jiwa kepemimpinan Hadi Tjhahjanto yang kuat sangat cocok menghadapi berbagai tantangan dan pekerjaan rumah yang dihadapi kementerian ATR/BPN. Seperti
memberantas mafia tanah, memperluas reforma agraria, dan menyelesaikan konflik agraria.
"Presiden Joko Widodo sejak 2015 telah menggencarkan reforma agraria sebagai bagian dalam menyelesaikan konflik agraria yang terjadi di masyarakat," ujarnya.
Dia menjelaskan berbagai target yang ingin dikejar dalam reforma agraria telah dituangkan dalam Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional. Namun, menurut dia, hingga saat ini beberapa belum sepenuhnya tercapai karena masih besarnya tantangan yang dihadapi di lapangan.
"Beberapa yang sudah tercapai dan bahkan melampaui target antara lain legalisasi aset dari target 4,5 juta hektare lahan hingga akhir 2021 sudah mencapai 7,79 juta hektare. Legalisasi pendaftaran tanah (PTSL) juga telah melampaui target dari 3,9 juta hektare menjadi 7,68 juta hektare," katanya.
Baca:
Menteri ATR Baru Diminta Serius Selesaikan Sengketa Tanah di Cakung
Sementara itu, target yang belum terselesaikan antara lain redistribusi lahan dari target 4,5 juta hektare baru tercapai 1,44 juta hektare. Kemudian, redistribusi tanah dari pelepasan kawasan hutan dari target 4,1 juta hektare baru terealisasi 298,404 hektare.
Dia menjelaskan Kepala Negara dalam pertemuan puncak Gugus Tugas Reforma Agraria (GTRA) Summit 2022 di Wakatobi, Sulawesi Tenggara, mengungkapkan kendala reforma agraria. Salah satunya, adalah ego sektoral antarkementerian dan lembaga.
"Karena itu, dibutuhkan
leadership yang kuat dari Kementerian ATR/BPN sebagai
leading sector dalam menyukseskan reforma agraria," ujarnya.
Bambang menilai dengan menyukseskan reforma agraria yang menjadi program unggulan Jokowi, Kementerian ATR/BPN bukan saja telah membantu mengatasi persoalan ketimpangan penguasaan dan kepemilikan tanah namun juga memberikan solusi untuk meningkatkan akses ekonomi sekaligus menyejahterakan rakyat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(JMS)