Jakarta: Partai Demokrat menyambut baik hasil survei yang dirilis Indonesia Political Opinion (IPO) terhadap elektabilitas Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Elektabilitas tujuh persen yang diraih dalam survei tersebut dinilai menunjukkan AHY berhasil mengurus partai.
"Setahun Partai Demokrat di bawah kepemimpinan Ketum AHY, semakin menunjukkan hasil nyata," kata Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra kepada Medcom.id, Minggu, 11 April 2021.
Herzaky mengatakan strategi politik AHY berhasil mengambil perhatian rakyat. Survei itu dinilai menunjukkan rakyat makin percaya dengan kepemimpinan AHY untuk membangun negeri.
"Ini menunjukkan kami di jalur yang tepat. Memilih berkoalisi dengan rakyat, memperjuangkan harapan rakyat, baik di tingkatan kebijakan, parlemen, maupun bersentuhan langsung dengan rakyat, membantu rakyat terdampak pandemi dan bencana," ujar Herzaky.
Partai Demokrat tidak mau langsung besar kepala dengan hasil survei untuk melangkah ke bursa calon presiden 2024. Partai berlambang bintang Mercy itu bakal menggunakan hasil survei menjadi semangat dalam bekerja.
"Hasil ini membuat kami semakin terpacu mengingat meningkatnya rasa percaya, kepercayaan dari masyarakat yang menitipkan harapannya kepada kami. Apalagi fokus kami adalah membantu rakyat semampu kami, bukan berpikir tentang pilpres atau pencapresan 2024," tutur Herzaky.
Baca: Survei: Dominasi Prabowo Luntur, Elektabilitas Tiga Nama Nol Persen
Elektabilitas AHY melewati Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto berdasarkan survei IPO. Tingkat keterpilihan putra sulung Presiden ke-6 Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu mencapai 7,1 persen. Sedangkan, Prabowo hanya mendapatkan 5,7 persen.
Survei dilakukan terhadap 1.200 responden pada akhir Maret hingga awal April 2021. Survei bertajuk Refleksi Penanganan Pandemi dan Konstelasi Politik 2024 menggunakan metode multistage random sampling untuk penentuan responden.
Tingkat akurasi survei 97 persen. Dengan margin of error sekitar 2,50 persen.
Jakarta:
Partai Demokrat menyambut baik hasil
survei yang dirilis Indonesia Political Opinion (IPO) terhadap elektabilitas Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Elektabilitas tujuh persen yang diraih dalam survei tersebut dinilai menunjukkan AHY berhasil mengurus partai.
"Setahun Partai Demokrat di bawah kepemimpinan Ketum AHY, semakin menunjukkan hasil nyata," kata Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra kepada
Medcom.id, Minggu, 11 April 2021.
Herzaky mengatakan strategi politik AHY berhasil mengambil perhatian rakyat. Survei itu dinilai menunjukkan rakyat makin percaya dengan kepemimpinan AHY untuk membangun negeri.
"Ini menunjukkan kami di jalur yang tepat. Memilih berkoalisi dengan rakyat, memperjuangkan harapan rakyat, baik di tingkatan kebijakan, parlemen, maupun bersentuhan langsung dengan rakyat, membantu rakyat terdampak pandemi dan bencana," ujar Herzaky.
Partai Demokrat tidak mau langsung besar kepala dengan hasil survei untuk melangkah ke bursa calon
presiden 2024. Partai berlambang bintang Mercy itu bakal menggunakan hasil survei menjadi semangat dalam bekerja.
"Hasil ini membuat kami semakin terpacu mengingat meningkatnya rasa percaya, kepercayaan dari masyarakat yang menitipkan harapannya kepada kami. Apalagi fokus kami adalah membantu rakyat semampu kami, bukan berpikir tentang pilpres atau pencapresan 2024," tutur Herzaky.
Baca: Survei: Dominasi Prabowo Luntur, Elektabilitas Tiga Nama Nol Persen
Elektabilitas AHY melewati Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto berdasarkan survei IPO. Tingkat keterpilihan putra sulung Presiden ke-6 Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu mencapai 7,1 persen. Sedangkan, Prabowo hanya mendapatkan 5,7 persen.
Survei dilakukan terhadap 1.200 responden pada akhir Maret hingga awal April 2021. Survei bertajuk Refleksi Penanganan Pandemi dan Konstelasi Politik 2024 menggunakan metode
multistage random sampling untuk penentuan responden.
Tingkat akurasi survei 97 persen. Dengan
margin of error sekitar 2,50 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)