Jakarta: Presiden Joko Widodo menyebut revolusi mental digalakkan melalui contoh nyata dari para pemimpin. Dia menilai perubahan tak akan muncul tanpa aksi nyata.
"Memang revolusi mental bukan jargon. Saya kira kayak masa lalu yang perlu diteriakkan terus atau perlu iklankan terus. Saya kira bukan itu. Saya kira contoh lebih baik daripada kita teriak," kata Jokowi saat bersilaturahmi dengan budayawan di halaman Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Jumat, 6 April 2018.
Menurut dia, pihaknya akan fokus dalam memeragakan bagaimana bekerja yang baik. Dia ingin mendemonstrasikan etos kerja yang apik kepada masyarakat.
Baca: Mendagri Tekankan Pentingnya Revolusi Mental pada Praja IPDN
Kepala Negara menerangkan, pemerintah akan fokus pada investasi di bidang sumber daya manusia di sisa masa jabatan. Modal kebudayaan yang sudah dimiliki Tanah Air akan menjadi fondasi.
"Artinya nilai-nilai yang kita miliki akan menentukan bangsa ini bisa berkompetisi, bersaing, dengan negara lain atau tidak," jelas mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Nilai budaya, karakter, budi pekerti, etos kerja, produktivitas, dan integritas, bakal menjadi penentu. Jokowi pun meminta masukan pada budayawan untuk mendalami masalah ini.
Putu Wijaya, penulis kawakan, menilai langkah Jokowi dalam menggaungkan revolusi mental sudah pada jalurnya. Dia mencontohkan Jokowi sukses mengubah Istana yang sakral menjadi lembaga merakyat dengan kerap mengundang kelompok masyarakat ke kantornya.
"Saya ingin menganjurkan supaya usaha untuk memasukkan unsur-unsur kebudayan di dalam pembangunan tidak lagi verbal, tapi secara tidak langsung seperti ini. Saya kira ditambah, jangan dikurangi," kata Putu Wijaya.
<iframe class="embedv" width="560" height="315" src="https://www.medcom.id/embed/5b2Em16N" allowfullscreen></iframe>
Jakarta: Presiden Joko Widodo menyebut revolusi mental digalakkan melalui contoh nyata dari para pemimpin. Dia menilai perubahan tak akan muncul tanpa aksi nyata.
"Memang revolusi mental bukan jargon. Saya kira kayak masa lalu yang perlu diteriakkan terus atau perlu iklankan terus. Saya kira bukan itu. Saya kira contoh lebih baik daripada kita teriak," kata Jokowi saat bersilaturahmi dengan budayawan di halaman Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Jumat, 6 April 2018.
Menurut dia, pihaknya akan fokus dalam memeragakan bagaimana bekerja yang baik. Dia ingin mendemonstrasikan etos kerja yang apik kepada masyarakat.
Baca: Mendagri Tekankan Pentingnya Revolusi Mental pada Praja IPDN
Kepala Negara menerangkan, pemerintah akan fokus pada investasi di bidang sumber daya manusia di sisa masa jabatan. Modal kebudayaan yang sudah dimiliki Tanah Air akan menjadi fondasi.
"Artinya nilai-nilai yang kita miliki akan menentukan bangsa ini bisa berkompetisi, bersaing, dengan negara lain atau tidak," jelas mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Nilai budaya, karakter, budi pekerti, etos kerja, produktivitas, dan integritas, bakal menjadi penentu. Jokowi pun meminta masukan pada budayawan untuk mendalami masalah ini.
Putu Wijaya, penulis kawakan, menilai langkah Jokowi dalam menggaungkan revolusi mental sudah pada jalurnya. Dia mencontohkan Jokowi sukses mengubah Istana yang sakral menjadi lembaga merakyat dengan kerap mengundang kelompok masyarakat ke kantornya.
"Saya ingin menganjurkan supaya usaha untuk memasukkan unsur-unsur kebudayan di dalam pembangunan tidak lagi verbal, tapi secara tidak langsung seperti ini. Saya kira ditambah, jangan dikurangi," kata Putu Wijaya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FZN)