Jakarta: Indonesia siap menjabat keketuaan atau Chairman ASEAN Smart City Network (ASCN) atau Jaringan Kota Cerdas ASEAN pada 2023, Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) selaku National Representative (NR) Indonesia dalam ASCN, mengajak negara-negara yang tergabung dalam ASCN berkolaborasi untuk mewujudkan kota cerdas yang berkelanjutan, dan memiliki ciri khas ASEAN yang memenuhi kebutuhan warganya.
Ada 26 kota di ASEAN yang ditunjuk sebagai percontohan ASCN. Untuk Indonesia yang terpilih menjadi kota percontohan, yakni DKI Jakarta, Kota Makassar, dan Kabupaten Banyuwangi.
Sebagai percontohan ASCN, Jakarta memiliki inovasi Jakarta Kini (JAKI). JAKI sebagai suatu platform yang menghubungkan seluruh layanan publik Pemerintah DKI Jakarta, seperti JakLapor (Pengaduan warga online), JakEvo (Proses perizinan terpadu), JakPreneur dan JakLingko (sistem pembayaran terintegrasi untuk transportasi umum).
Sedangkan, Kota Makassar memiliki program HomeCare (dottoro ta) yang mendekatkan layanan kesehatan, memperluas dan menyentuh seluruh lapisan masyarakat, mempermudah dan mengintegrasikan berbagai layanan kesehatan. Adapun Kabupaten Banyuwangi punya program Smart Kampung yang berhasil mendorong kreativitas dan ekonomi kreatif warga di lingkup yang paling kecil, yaitu desa.
Direktur Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan Kemendagri, Safrizal ZA, menyampaikan inti pembangunan perkotaan cerdas di Indonesia tidak melulu berorientasi pada pemutakhiran teknologi dan digitalisasi. Namun, penerapan sistem kota cerdas yang berfokus pada peningkatan kemampuan pemerintah untuk dapat memahami persoalan masyarakat, memberikan solusi, serta kemudahan.
“Pembangunan perkotaan cerdas juga tidak harus mencontoh daerah/negara lain, karena setiap wilayah mempunyai tantangan dan karakteristik yang berbeda. Pemanfaatan digitalisasi hanya bersifat sebagai pendukung saja untuk mempercepat langkah-langkah yang harus diambil oleh pemerintah. Terutama menghadapi pandemi covid-19," ujar Safrizal, Jakarta, Rabu, 31 Agustus 2022.
Safrizal juga menekankan pentingnya kolaborasi dalam mewujudkan kota cerdas sesuai tujuan utama ASCN, yaitu meningkatkan kehidupan warga perkotaa ASEAN, mengingat peluang dan tantangan yang ditimbulkan oleh urbanisasi dan digitalisasi yang cepat. Hal ini dicapai dengan lebih berfokus pada berbagai isu yang lebih khusus yang berkembang di sektor perkotaan, seperti pemberdayaan UMKM, pengurangan emisi karbon, pembangunan berkelanjutan, transportasi terpadu, dan kemudahan berusaha.
Jakarta: Indonesia siap menjabat keketuaan atau
Chairman ASEAN
Smart City Network (ASCN) atau Jaringan Kota Cerdas ASEAN pada 2023, Kementerian Dalam Negeri (
Kemendagri) selaku
National Representative (NR) Indonesia dalam ASCN, mengajak negara-negara yang tergabung dalam ASCN berkolaborasi untuk mewujudkan kota cerdas yang berkelanjutan, dan memiliki ciri khas ASEAN yang memenuhi kebutuhan warganya.
Ada 26 kota di ASEAN yang ditunjuk sebagai percontohan ASCN. Untuk Indonesia yang terpilih menjadi kota percontohan, yakni
DKI Jakarta, Kota Makassar, dan Kabupaten Banyuwangi.
Sebagai percontohan ASCN, Jakarta memiliki inovasi Jakarta Kini (JAKI). JAKI sebagai suatu platform yang menghubungkan seluruh layanan publik Pemerintah DKI Jakarta, seperti JakLapor (Pengaduan warga online), JakEvo (Proses perizinan terpadu), JakPreneur dan JakLingko (sistem pembayaran terintegrasi untuk transportasi umum).
Sedangkan, Kota Makassar memiliki program HomeCare (
dottoro ta) yang mendekatkan layanan kesehatan, memperluas dan menyentuh seluruh lapisan masyarakat, mempermudah dan mengintegrasikan berbagai layanan kesehatan. Adapun Kabupaten Banyuwangi punya program Smart Kampung yang berhasil mendorong kreativitas dan ekonomi kreatif warga di lingkup yang paling kecil, yaitu desa.
Direktur Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan Kemendagri, Safrizal ZA, menyampaikan inti pembangunan perkotaan cerdas di Indonesia tidak melulu berorientasi pada pemutakhiran teknologi dan digitalisasi. Namun, penerapan sistem kota cerdas yang berfokus pada peningkatan kemampuan pemerintah untuk dapat memahami persoalan masyarakat, memberikan solusi, serta kemudahan.
“Pembangunan perkotaan cerdas juga tidak harus mencontoh daerah/negara lain, karena setiap wilayah mempunyai tantangan dan karakteristik yang berbeda. Pemanfaatan digitalisasi hanya bersifat sebagai pendukung saja untuk mempercepat langkah-langkah yang harus diambil oleh pemerintah. Terutama menghadapi pandemi covid-19," ujar Safrizal, Jakarta, Rabu, 31 Agustus 2022.
Safrizal juga menekankan pentingnya kolaborasi dalam mewujudkan kota cerdas sesuai tujuan utama ASCN, yaitu meningkatkan kehidupan warga perkotaa ASEAN, mengingat peluang dan tantangan yang ditimbulkan oleh urbanisasi dan digitalisasi yang cepat. Hal ini dicapai dengan lebih berfokus pada berbagai isu yang lebih khusus yang berkembang di sektor perkotaan, seperti pemberdayaan UMKM, pengurangan emisi karbon, pembangunan berkelanjutan, transportasi terpadu, dan kemudahan berusaha.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)